KONTEKS.CO.ID – Konfrontasi militer langsung antara Iran dan Israel telah membawa perhatian baru terhadap angkatan bersenjata Iran. Muncul pertanyaan, apa saja kekuatan militer Iran?
Termulainya konfrontasi militer langsung antara Iran dan Israel telah membawa perhatian baru terhadap angkatan bersenjata Iran.
Awal bulan ini, Israel menyerang sebuah gedung di kompleks diplomatik Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, menewaskan tujuh komandan senior dan personel militer Iran.
Iran berjanji untuk membalas, dan melakukannya sekitar dua minggu kemudian. Memulai serangan udara luas terhadap Israel pada hari Sabtu yang melibatkan ratusan drone dan rudal yang ditujukan pada sasaran di Israel dan wilayah yang dikuasainya.
Berikut ini gambaran militer Iran dan kemampuannya.
Mengapa Kekuatan Militer Iran Kini Relevan?
Para pejabat Israel mengatakan, mereka akan menanggapi setiap serangan Iran dengan serangan balik, yang dapat memicu pembalasan lebih lanjut dari Iran. Dan mungkin meluas menjadi perang regional yang lebih luas.
Bahkan ada kemungkinan konflik semacam itu akan berlarut-larut dengan Amerika Serikat, meskipun Washington telah menegaskan bahwa konflik tersebut tidak ada hubungannya dengan serangan di Damaskus.
Para analis mengatakan, musuh-musuh Iran, terutama Amerika Serikat dan Israel, telah menghindari serangan militer langsung terhadap Iran selama beberapa dekade. Karena tidak ingin terlibat dengan aparat militer Teheran yang rumit.
Sebaliknya, Israel dan Iran terlibat dalam perang bayangan yang panjang melalui serangan udara, laut, darat, dan dunia maya. Dan Israel secara diam-diam menargetkan fasilitas militer dan nuklir di Iran serta membunuh para komandan dan ilmuwannya.
“Ada alasan mengapa Iran tidak terkena serangan,” kata Afshon Ostovar, seorang profesor urusan keamanan nasional di Sekolah Pascasarjana Angkatan Laut dan pakar militer Iran.
“Bukannya musuh Iran takut terhadap Iran. Mereka menyadari bahwa perang apa pun melawan Iran adalah perang yang sangat serius,” ujarnya mengutip New York Times, Minggu 14 April 2024.
Ancaman Militer Apa yang Ditimbulkan Iran?
Angkatan bersenjata Iran termasuk yang terbesar di Timur Tengah. Ada setidaknya 580.000 personel aktif dan sekitar 200.000 personel cadangan terlatih yang terbagi di antara tentara tradisional dan Korps Garda Revolusi Islam, menurut penilaian tahunan tahun lalu oleh Institut Internasional untuk Studi Strategis.
Angkatan Darat dan Garda masing-masing memiliki pasukan darat, udara, dan angkatan laut yang terpisah dan aktif. Pasukan Garda bertanggung jawab atas keamanan perbatasan Iran dan Staf Umum Angkatan Bersenjata mengoordinasikan cabang-cabang dan menetapkan strategi keseluruhan.
Garda Revolusi juga mengoperasikan Pasukan Quds, sebuah unit elite yang bertugas mempersenjatai, melatih dan mendukung jaringan milisi proksi di seluruh Timur Tengah yang dikenal sebagai “poros perlawanan”.
Milisi tersebut antara lain Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, kelompok milisi di Suriah dan Irak serta Hamas dan Jihad Islam Palestina di Gaza.
Panduan bagi kelompok bersenjata yang membiarkan Iran memperluas pengaruhnya ke seluruh kawasan.
Panglima angkatan bersenjata Iran adalah pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir atas semua keputusan besar.
Meskipun milisi proksi tidak terhitung sebagai bagian dari angkatan bersenjata Iran, para analis mengatakan mereka nilai sebagai kekuatan regional yang bersekutu – siap berperang, bersenjata lengkap, dan setia secara ideologis – dan dapat membantu Iran jika Israel dan AS serang.
“Tingkat dukungan dan jenis sistem yang disediakan Iran untuk aktor non-negara benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal drone, rudal balistik, dan rudal jelajah,” kata Fabian Hinz, pakar militer Iran di Institut Internasional untuk Studi Strategis di Berlin.
“Mereka dapat dipandang sebagai bagian dari kemampuan militer Iran, khususnya Hizbullah, yang memiliki hubungan strategis paling dekat dengan Iran,” tukasnya.
Jenis Senjata apa yang Kekuatan Militer Iran Miliki?
Selama beberapa dekade, strategi militer Iran bertumpu pada pencegahan, menekankan pada pengembangan rudal presisi dan jarak jauh, drone, dan pertahanan udara.
Iran telah membangun armada besar speedboat dan beberapa kapal selam kecil yang mampu mengganggu lalu lintas pelayaran dan pasokan energi global yang melewati Teluk Persia dan Selat Hormuz.
“Mereka memiliki salah satu gudang rudal balistik dan drone terbesar di Timur Tengah,” kata Ostovar.
Itu termasuk rudal jelajah dan rudal anti-kapal, serta rudal balistik dengan jangkauan hingga 2.000 kilometer, atau lebih dari 1.200 mil. Rudal ini memiliki kapasitas dan jangkauan o mencapai sasaran apa pun di Timur Tengah, termasuk Israel.
Dalam beberapa tahun terakhir, Teheran telah mengumpulkan sejumlah besar drone dengan jangkauan sekitar 1931,213 km hingga 2.500 km dan mampu terbang rendah untuk menghindari radar.
Kemampuan rudal itu terklaim oleh para ahli dan komandan Iran yang telah memberikan wawancara publik kepada media berita pemerintah setempat.
Iran tidak merahasiakan penumpukan tersebut, memamerkan koleksi drone dan rudalnya selama parade militer, dan memiliki ambisi untuk membangun bisnis ekspor drone yang besar. Perlu Anda catat, drone Iran telah Rusia gunakan di Ukraina dan muncul dalam konflik di Sudan.
Pangkalan dan fasilitas penyimpanan di negara ini tersebar luas, terkubur jauh di bawah tanah dan terbentengi dengan pertahanan udara. Sehingga sulit hancur dengan serangan udara, kata para ahli.
Dari Mana Iran Mendapatkan Senjata?
Sanksi internasional telah memutus akses Iran terhadap persenjataan dan peralatan militer berteknologi tinggi dari di luar negeri. Seperti tank dan jet tempur.
Selama perang delapan tahun Iran dengan Irak pada tahun 1980-an, hanya sedikit negara yang bersedia menjual senjata ke Iran.
Ketika Ayatollah Khamenei menjadi pemimpin tertinggi Iran pada 1989, setahun setelah perang berakhir, ia menugaskan Garda Revolusi. Mereka bertugas mengembangkan industri senjata dalam negeri dan mengerahkan sumber daya untuk upaya tersebut.
Dia ingin memastikan bahwa Iran tidak lagi harus bergantung pada kekuatan asing untuk kebutuhan pertahanannya.
Saat ini, Iran memproduksi rudal dan drone dalam jumlah besar di dalam negeri. Mereka memprioritaskan produksi pertahanan tersebut, kata para ahli.
Upayanya untuk membuat kendaraan lapis baja dan kapal angkatan laut yang besar membuahkan hasil yang beragam. Mereka juga mengimpor kapal selam kecil dari Korea Utara. Sambil memperluas dan memodernisasi armada yang Iran produksi di dalam negeri. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"