KONTEKS.CO.ID – Perang Iran-Israel terbaru dapat memicu konflik regional dan memperburuk ekonomi dunia. Padahal dunia juga belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19 ditambah lagi perang Rusia-Ukraina.
Menurut pengamat sekaligus dosen Ilmu Politik FHISIP Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah, sektor pangan dan energi terancam karena kondisi memanas Rusia dengan dunia barat.
Selain itu, banyak sektor yang masih memulihkan diri pascapandemi Covid-19.
“Serangan drone dan rudal Iran ke Israel berpotensi jadi konflik regional yang mengancam ekonomi global,” ujar Insan, Minggu, 14 April 2024.
Dia menambahkan, Iran dan Israel merupakan dua kekuatan besar di Asia Barat. Jika mereka perang, maka akan menimbulkan konflik regional berdampak pada banyak negara.
Salah satunya sektor energi seperti dapat mengakibatkan kenaikan harga minyak bumi.
“Hal in mengancam sektor energi terutama minyak bumi yang harganya bisa kembali melambung seperti era 1970an”, lanjut Insan.
Pada ujungnya, kata Insan, kenaikan harga minyak bumi akan mengerek harga komoditas lain.
Sementara bagi Indonesia, krisis minyak akan berdampak buruk kepada ekonomi.
“Kita bukan lagi negara produsen minyak bumi. Berbeda dengan tahun 1970an ketika embargo minyak oleh negara-negara Arab. Kita justru mendapatkan keuntungan karena dunia membeli minyak bumi dari Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Sabtu, 13 April 2024, Iran melancarkan serangan ratusan rudal dan drone ke wilayah pendudukan Israel.
Hal ini merupakan aksi balasan Iran atas pengeboman konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan sejumlah pejabatnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"