KONTEKS.CO.ID – Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) secara tegas menegaskan tidak akan mengerahkan pasukan ke Ukraina.
“Saat ini tidak ada rencana untuk kehadiran pasukan tempur NATO di Ukraina,” ungkap Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, dalam wawancara dengan MSNBC, seperti yang TASS kutip, Minggu, 21 April 2024.
Stoltenberg menegaskan, sejumlah sekutu NATO telah menempatkan personel berseragam di kedutaan mereka untuk memberikan masukan. Namun hal tersebut tidak berarti ada kehadiran pasukan tempur di medan perang.
“Publik harus bisa membedakan antara orang-orang berseragam yang memberikan masukan dan kehadiran pasukan tempur di medan perang,” tegasnya.
Lebih lanjut, Stoltenberg menegaskan, apa yang NATO dan sekutunya lakukan selama ini hanya untuk membantu Ukraina mempertahankan diri.
Selain itu, dukungan NATO bukanlah amal, melainkan merupakan investasi keamanan bagi anggota-anggota pakta tersebut.
Namun, Stoltenberg juga menyatakan, bantuan yang Amerika Serikat dan NATO berikan sudah terlambat.
DPR AS baru-baru ini menyetujui rancangan undang-undang (RUU) bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan setelah tertunda selama berbulan-bulan.
Ukraina katanya akan menerima bantuan senilai USD60,84 miliar atau sekitar Rp973 triliun.
Stoltenberg menyoroti, penundaan bantuan tersebut memiliki dampak negatif bagi pemerintahan Volodymyr Zelensky dan negara-negara Barat.
“Meskipun belum terlambat, penundaan ini tentu saja memiliki konsekuensi nyata. Rusia memiliki lebih banyak amunisi,” tambahnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"