KONTEKS.CO.ID – Kuba meminta maaf kepada Kanada setelah pihak berwenang tidak sengaja menyerahkan jenazah seorang pria yang salah.
Peristiwa ini bermula saat Faraj Jarjour, warga negara Kanada keturunan Suriah, meninggal karena serangan jantung di resor pantai Varadero.
Menurut laporan kantor berita CBC Kanada, dia meninggal pada 22 Maret 2024 lalu.
Beberapa pekan kemudian, pihak berwenang Kuba mengirim jenazah yang mereka klaim sebagai Faraj Jarjour kepada keluarga yang berduka di Montreal.
Namun, keluarga justru mendapati jenazah pria bermuda yang memiliki tato.
“Jenazah yang diserahkan tidak mirip dengan ayah mereka,” kata keluarga tersebut.
Sementara identitas jenazah yang tiba tersbeut belum jelas hingga saat ini.
Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez, mengatakan di media sosial pada Rabu, bahwa ia telah berbicara dengan timpalannya dari Kanada, Melanie Joly, tentang ‘insiden malang’ tersebut.
“Pihak berwenang Kuba (sedang) melakukan penyelidikan untuk mengklarifikasi insiden tersebut,” kata Rodriguez.
Dia pun tak lupa menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf yang tulus kepada kerabat dan teman dari Faraj Jarjour.
Keluarga Jarjour terus menunggu kepulangan jenazah ayah mereka dari Kuba.
Sampai saat ini, sudah lebih dari sebulan sejak kematiannya.
Media pemerintah Kuba belum memberikan rincian seputar pengiriman yang tidak disengaja tersebut.
Meskipun Kuba mengalami krisis ekonomi yang parah yang menyebabkan kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan, pulau ini tetap menjadi tujuan wisata populer di kalangan warga Kanada.
Menteri Luar Negeri Kanada, Joly, mengakui telah berbicara dengan Rodriguez.
Dia mengatakan para pejabat Kanada sedang bekerja sama dengan Kuba untuk menyelesaikan perselisihan mengenai jenazah Jarjour.
“Kami sangat prihatin atas situasi tak terbayangkan yang keluarganya hadapi,” kata Joly di media sosial.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"