KONTEKS.CO.ID – Sekelompok mahasiswa Palestina merusak dan melempari sejumlah mobil diplomat Uni Eropa di Tepi Barat dengan batu.
Aksi lempar batu itu terjadi pada Selasa, 30 April 2024. Akibat lemparan itu, jendela belakang salah satu mobil hancur.
Sekelompok mahasiswa ini melakukan aksinya sebagai bentuk protes atas perang di Gaza.
Sebelumnya, para diplomat Uni Eropa untuk wilayah Palestina yang Israel duduki sedang mengadakan pertemuan di Museum Palestina di Birzeit dekat Ramallah.
Seorang diplomat yang hadir mengatakan kepada Reuters, mereka sedang mengadakan pertemuan ketika kerumunan orang muncul di luar.
Mereka meminta para diplomat ini pergi. Setelah upaya dialog tidak berhasil, para diplomat tersebut pergi.
“Pengalaman tersebut tidak menyenangkan, namun tidak ada ancaman serius terhadap diplomat mana pun,” katanya.
Video di media sosial kemudian menunjukkan massa mengepung sebuah mobil dan memecahkan jendela dengan melempar batu.
Seorang mahasiswa dari Universitas Birzeit, Amr Kayed mengatakan, mereka memaksa diplomat Uni Eropa untuk pergi untuk mengirim pesan.
‘Siapa pun yang terlibat dalam genosida dan serangan terhadap Gaza tidak diterima’.
Perwakilan Jerman untuk wilayah Palestina, Oliver Owcza, menyesalkan pertemuan itu terhenti.
“Meskipun demikian, kami tetap berkomitmen untuk bekerja secara konstruktif dengan mitra Palestina kami! Protes dan dialog damai selalu ada tempatnya,” katanya di X.
Sebelum kejadian, mahasiswa Palestina memposting pesan di Facebook yang menyerukan protes terhadap kehadiran perwakilan Jerman.
Pasalnya, negara itu mendukung Israel selama perang dengan Gaza.
Jerman memang telah menjadi salah satu sekutu paling setia Israel sejak serangan militan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.
Menurut otoritas kesehatan di daerah kantong tersebu, lebih dari 34.535 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan militer Israel berikutnya.
Jerman juga menjadi salah satu eksportir senjata terkemuka ke Israel.
Menurut data Kementerian Ekonomi Jerman, mereka mengirimkan peralatan dan senjata militer senilai 326,5 juta euro (USD349 juta) pada tahun 2023.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"