KONTEKS.CO.ID – Bentrokan sengit terjadi di kampus University of California Los Angeles (UCLA). Mereka merupakan pendukung Palestina dan Israel.
Aksi penyerangan ini memicu intervensi polisi untuk meredakan ketegangan yang memuncak.
Laporan dari Reuters menyebutkan, para pendukung Israel merobohkan area tenda yang para pendukung Palestina dirikan.
Rekaman yang KABC peroleh menunjukkan sejumlah orang menyerang barikade dengan menggunakan tongkat, tiang, plakat, bahkan payung.
Polisi segera tiba di lokasi segera setelah kejadian tersebut. Menurut pernyataan mereka, intervensi polisi dilakukan sebagai respons terhadap sejumlah tindakan kekerasan yang terjadi di kampus.
Polisi juga menyatakan salah satu tugas mereka adalah memulihkan ketertiban dan menjaga keselamatan publik di lingkungan kampus.
Anggota Dewan Los Angeles, Katy Yaroslavsky, juga memberikan komentarnya terkait situasi di UCLA, sebuah kampus yang berada dalam wilayah tanggung jawabnya.
Dia menyatakan keprihatinannya bahwa situasi di UCLA telah tidak terkendali dan tidak lagi aman.
“Setiap orang memiliki hak untuk berbicara dan berprotes, namun situasi di UCLA tidak terkendali dan tidak lagi aman,” ujarnya.
Perang antara Israel dan Palestina telah memicu gelombang protes di berbagai belahan dunia, termasuk di sejumlah kampus di Amerika Serikat.
Dalam konteks politik AS yang sedang memasuki tahapan menuju pemilihan presiden pada bulan November mendatang, protes ini juga mengambil nuansa politik yang kuat.
Polisi terpaksa turun tangan dalam sejumlah demonstrasi yang mahasiswa lakukan, bertugas untuk memadamkan atau membersihkan aksi protes tersebut.
Sebelumnya, Partai Republik telah melontarkan tuduhan kepada sejumlah administrator kampus, menuduh mereka telah mengabaikan retorika dan pelecehan anti-Semit.
Tuduhan tersebut menambah kompleksitas situasi yang memanas di UCLA dan melampaui konteks protes Israel-Palestina di kampus tersebut.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"