KONTEKS.CO.ID – Menteri Luar Negeri Inggris, Lord Cameron, mengatakan, Ukraina berhak memutuskan bagaimana menggunakan senjata Inggris.
Ia juga menegaskan Ukraina mempunyai hak untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.
Saat berkunjung ke Kiev, Cameron mengatakan, Inggris akan menyediakan dana Rp60 triliun per tahun selama Ukraina perlukan.
“Sama seperti Rusia yang menyerang wilayah Ukraina, Anda dapat memahami mengapa Ukraina merasa perlu memastikan negaranya mempertahankan diri,” tegas Lord Cameron, mengutip Al Jazeera, Sabtu 4 Mei 2024.
Rusia mengutuk apa yang mereka sebut sebagai “pernyataan lain yang sangat berbahaya”.
“Ini merupakan peningkatan langsung ketegangan seputar konflik Ukraina, yang berpotensi menimbulkan ancaman terhadap keamanan Eropa,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Senjata Inggris Rudal Jarak Jauh Storm Shadow
Lord Cameron tidak secara langsung mendukung gagasan penggunaan senjata Inggris untuk menyerang sasaran di Rusia.
Namun hingga saat ini, Inggris secara umum membiarkan hal tersebut terpahami -tanpa menjelaskan lebih lanjut- bahwa senjata seperti rudal jarak jauh Storm Shadow hanya boleh digunakan di dalam wilayah kedaulatan Ukraina.
Ada beberapa contoh keberhasilan penggunaannya di Crimea yang Rusia duduki, termasuk terhadap elemen Armada Laut Hitam Rusia.
Namun, setelah janji Perdana Menteri Rishi Sunak untuk memberikan bantuan militer senilai Rp60 triliun kepada Ukraina setiap tahun di masa mendatang, tampaknya Lord Cameron ingin menekankan bahwa terserah pada Ukraina untuk memutuskan apa yang akan Ukraina lakukan.
AS telah mendesak Ukraina untuk menghentikan serangannya terhadap kilang minyak di Rusia. Mereka khawatir hal itu dapat memicu eskalasi konflik.
Peskov juga mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mengatakan pekan ini bahwa Barat akan “secara sah” mempertimbangkan apakah akan mengirim pasukan darat ke Ukraina. “Jika Rusia ingin menerobos garis depan, jika ada permintaan Ukraina,” kata Macron.
Pernyataan Macron kepada The Economist adalah tren yang sangat berbahaya, kata juru bicara Kremlin.
Namun, pemimpin Perancis tersebut menjelaskan dalam wawancaranya bahwa jika Rusia menang di Ukraina, tidak akan ada keamanan di Eropa.
Pasukan Rusia telah merebut beberapa desa di Ukraina timur dalam serangan baru-baru ini. Mereka mengambil keuntungan dari kekurangan senjata dan tenaga pasukan di Ukraina.
Para pejabat intelijen Ukraina juga yakin Rusia bersiap melancarkan serangan musim panas di wilayah timur laut Kharkiv dan Sumy. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"