KONTEKS.CO.ID – Shock berat, wanita punya testis! Bagaimana tidak, seorang wanita mengetahui dirinya secara biologis adalah laki-laki menjelang hari pernikahannya.
Wanita yang menjalani 27 tahun hidupnya sebagai perempuan ini terdiagnosis menderita kelainan langka.
Menurut laporan South China Morning Post, seorang wanita bernama Li Yuan (bukan nama sebenarnya), mengungkapkan bahwa dia membawa testis di perutnya. Kondisi ini membuat warga Provinsi Hubei di China tengah itu secara biologis adalah laki-laki.
Laporan menyatakan, wanita tersebut awalnya khawatir karena tidak menstruasi dan mengalami keterlambatan perkembangan payudara sejak masa pubertas.
Pada usia 18 tahun, Li Yuan mengunjungi rumah sakit dan terdiagnosis menderita kelainan kadar hormon dan potensi kegagalan ovarium.
Dokter kemudian merekomendasikan tes kromosom lebih lanjut. Namun, Yuan dan keluarganya tidak menganggap serius nasihat tersebut.
Duan Jie, seorang ginekolog veteran, mendiagnosis kelainan langka bernama hiperplasia adrenal kongenital (CAH) ketika Yuan memutuskan menjalani pemeriksaan menyeluruh segera sebelum pernikahannya.
Setelah menunggu selama sebulan, hasil tes memastikan bahwa Li memiliki kromosom seks laki-laki. Namun dia terlihat seperti perempuan. “Secara sosial, Li adalah perempuan. Tapi secara kromosom, dia laki-laki,” ungkap dr Duan, mengutip Sabtu 11 Mei 2024.
Berita itu merupakan pukulan mengejutkan bagi Yuan, membuatnya sulit menerima kebenaran.
Wanita Punya Testis Penyakit Langka
Menurut para ahli, hanya 1 dari 50.000 bayi baru lahir yang menderita CAH jenis ini. Kedua orang tua Yuan membawa gen penyebab kelainan resesif. Oleh karena itu, Yuan memiliki satu dari empat peluang terkena kondisi ini.
Hasil tes mengungkapkan Yuan juga menderita osteoporosis dan kekurangan vitamin D karena kurangnya pengobatan dini. Para dokter menyarankan untuk segera melakukan operasi pengangkatan testis di dalam perut Yuan karena berisiko tinggi terkena kanker.
Menurut South China Morning Post, Yuan berhasil mengangkat testisnya pada awal April tahun ini. Dia sekarang memerlukan tes lanjutan rutin dan terapi hormon jangka panjang.
Dr Duan menyatakan, diagnosis dini dan pengobatan untuk orang-orang dengan gejala yang mirip dengan Yuan sangatlah penting. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"