KONTEKS.CO.ID – Kecelakaan helikopter tragis menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian, dan pejabat lainnya pada Minggu, 19 Mei 2024.
Lokasi kecelakaan berada di dekat perbatasan utara Iran dengan Azerbaijan.
Kecelakaan fatal ini sontak menjadi sorotan besar di berbagai media di dunia.
Menurut media pemerintah Iran, helikopter tersebut jatuh saat kembali dari acara peresmian proyek bendungan.
Informasi penyebab utama kecelakaan yang beredar saat ini yakni cuaca buruk di lokasi kejadian. Kabut dan medan yang berat menghambat operasi pencarian.
Jenazah kedelapan penumpang berhasil terevakuasi pada Senin, 20 Mei 2024.
Melansir dari ABC News pada Selasa, 21 Mei 2024, mantan pilot pesawat tempur dan juga mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, Kolonel Steve Ganyard, memberikan pandangannya terkait kecelakaan nahas ini.
Dalam wawancara dengan ‘Start Here’, Ganyard mengatakan, kecelakaan tersebut tampaknya bermula dari pilot helikopter yang mencoba menghindari cuaca buruk di medan pegunungan.
“Kita tahu kalau di kawasan itu banyak kabut dan pilot tengah mengangkut orang-orang penting negara. Itu memberikan beban ekstra pada pilot untuk memastikan keselamatan mereka sampai ke tujuan,” katanya.
Ganyard menambahkan, saat terbang di pegunungan dengan jarak pandang rendah, ada kecenderungan alami bagi pilot helikopter untuk turun. Mereka mencoba masuk ke bawah lapisan kabut atau awan.
“Namun, hal ini sering berujung pada tragedi,” katanya.
Ganyard pun mengingatkan kembali pada kecelakaan helikopter Korps Marinir AS pada bulan Februari lalu di pegunungan di atas San Diego.
Kecelakaan itu juga akibat upaya pilot untuk menghindari cuaca buruk.
Lantas efek apa yang timbul akibat kecelakaan yang menewaskan Presiden Iran ini?
Menurut Ganyard, kecelakaan ini terjadi di tengah ketegangan internasional yang meningkat. Termasuk mengenai siapa yang akan menggantikan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Pasalnya, Raisi secara luas dianggap sebagai calon penerus Khamenei.
Ganyard menegaskan, meskipun Raisi adalah pejabat terpilih paling senior di Iran, Ayatollah Khamenei tetap mengendalikan seluruh kekuasaan di negara tersebut.
Kecelakaan fatal ini juga menimbulkan spekulasi keterlibatan Israel di dalamnya.
Menanggapi hal itu, Ganyard mengatakan jika hal itu mungkin saja terjadi.
“Itu mungkin, namun kita tahu bahwa cuaca adalah masalah utama di sini. Fakta bahwa ada dua helikopter lain yang mampu mendarat menunjukkan kecelakaan ini mungkin terkait dengan cuaca,” katanya.
Sebagai informasi, pemimpin Partai Demokrat di Senat, Chuck Schumer, juga mengonfirmasi, intelijen AS saat ini menunjukkan Israel bukanlah dalang di balik kecelakaan ini.
“Saya berharap kita dapat segera mengetahui penyebab pasti dari kecelakaan ini. Namun, yang pasti, kehilangan nyawa presiden dan pejabat tinggi lainnya merupakan tragedi besar bagi Iran,” tutup Ganyard.
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"