KONTEKS.CO.ID – Profil Karim Khan, jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang bertekad menyeret PM Israel Benjamin Netanyahu ke pengadilan ada dalam tulisan ini.
Khan, yang dikenal sebagai pembicara yang berbakat dan litigator yang berpikiran keras, mengambil pendekatan tidak biasa saat mengumumkan permintaannya untuk surat perintah penangkapan. Tidak main-main ia ingin menangkap para pemimpin Israel dan Hamas.
Karim Khan, pada awal pekan ini mengaku akan mengajukan surat perintah penangkapan bagi para pemimpin Israel dan Hamas. Ia telah mendapatkan reputasi selama kariernya yang panjang di bidang hukum internasional sebagai pembicara berbakat dan litigator yang berpikiran keras.
Profil Perjalanan Karier Karim Khan
Seorang litigator Inggris, Khan mengambil alih sebagai kepala jaksa di ICC pada bulan Juni 2021. Sebelumnya, ia pernah bertugas sebagai pembela dan penuntut di beberapa pengadilan internasional.
Laman NY Times, Rabu 22 Mei 2024, melaporkan, di antara klien terkenalnya adalah Seif al-Islam el-Qaddafi, putra mendiang diktator Libya Muammar el-Qaddafi. Dan Charles Taylor, mantan Presiden Liberia, yang memecatnya.
Salah satu kasus yang kontroversial adalah pembelaannya terhadap William Ruto, yang kini menjadi Presiden Kenya. Ia menghadapi tuduhan menghasut kekerasan setelah pemilu nasional.
Pada 2016, ketika Ruto menjadi wakil presiden, kasus ini berakhir dengan pembatalan persidangan karena campur tangan saksi dan campur tangan politik.
Khan tidak dituduh melakukan kesalahan. Dia juga menangani masalah kejahatan perang di Rwanda, Kamboja dan Irak.
Negara-negara anggota ICC memilih seorang jaksa melalui pemungutan suara rahasia. Lalu pada 2021 mereka memilih Khan setelah kebuntuan selama berbulan-bulan.
Khan mendapat dukungan kuat dari Inggris dan Eropa. Meskipun Amerika Serikat bukan anggota mahkamah tersebut, para pejabat Washington mendukungnya di belakang layar.
Salah satu tindakan pertamanya sebagai jaksa, yang mengejutkan banyak orang, adalah “menurunkan prioritas” penyelidikan atas penganiayaan tahanan oleh pasukan Amerika di Afghanistan.
Khan malah berfokus pada dugaan kejahatan skala besar yang Taliban dan ISIS lakukan.
Khan Bertekad Tangkap Vladimir Putin
Dia memulai penyelidikan atas invasi Rusia ke Ukraina segera setelah invasi tersebut termulai pada 2022, dan memperoleh surat perintah penangkapan untuk Presiden Vladimir Putin dari Rusia dan pejabat Rusia lainnya pada bulan Maret 2023.
Dia hanya menunjukkan sedikit kemajuan dalam penyelidikan yang terbuka pada 2021. Dugaan kejahatan yang Israel lakukan terhadap warga Palestina, maupun kejahatan yang Hamas lakukan.
Banyak komentator hukum berpendapat bahwa kesenjangan tersebut mencerminkan standar ganda yang merugikan pengadilan. Meskipun pengadilan mengatakan bahwa penyelidikan terhambat oleh kurangnya kerja sama dari Israel.
Kritikus menuduh Khan lambat dalam bereaksi terhadap serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, dan tanggapan militer Israel setelahnya. Kelemahan ini telah menciptakan krisis kemanusiaan dalam upaya Israel untuk menghancurkan Hamas.
Namun Khan mencatat bahwa para penyelidik segera diizinkan bekerja di Ukraina, sementara Israel telah mencegah dia atau siapa pun dari kantornya memasuki Gaza.
Baru-baru ini dia mendapat izin melakukan perjalanan ke Tepi Barat dan ke desa-desa di Israel yang Hamas serang. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"