KONTEKS.CO.ID – Wapres Ma’ruf Amin meminta kepada seluruh pelajar Indonesia di Mesir untuk terus mengamalkan Islam Wasathiyah atau moderat dalam kehidupan sehari-hari. Pesan ini disampiakan saat melakukan silaturahmi dan dialog dengan para mahasiswa serta diaspora Indonesia di Mesir, Sabtu malam, 5 November 2022.
“Saya titip kepada semua pelajar di Mesir untuk mengembangkan pikiran-pikiran (tentang Islam Wasathiyah) lebih baik lagi, lebih di-update (perbarui) lagi sesuai dengan perkembangan,” tutur Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin di Wisma Duta Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) Kairo, Mesir.
Lebih lanjut Wapres menyampaikan, bhawa menjaga kerukunan adalah hal penting. Sebab, komitmen ini telah disepakati bersama oleh para pendiri bangsa sejak berdirinya NKRI dan umat Islam turut bertanggung jawab dalam meneruskan warisan tersebut.
“NKRI ini kita itu menjadi komitmen seluruh bangsa Indonesia dan itu yang kita jaga supaya kehidupan bangsa kita tetap utuh, tetap satu. Bagi umat Islam, menjaga komitmen itu menjadi penting,” ujar Wapres.
Lebih dari itu, tambah Wapres, selain dalam lingkup nasional, menjaga perdamaian juga harus dilakukan dalam lingkup internasional. Sebab, hal tersebut telah tercantum di dalam konstitusi Indonesia dimana negara menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian dan menjaga ketertiban dunia.
“Dan juga tentu bukan hanya nasional tapi lebih besar daripada itu. Karena itu isu persaudaraan kita itu diletakkan pada 3 ukhuwah (persaudaraan): ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan se-bangsa), ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama umat manusia),” ujar Wapres.
“Itu memang bagian daripada kerangka berpikir kita untuk menyelamatkan, membangun kedamaian di dunia, dan itu juga dalam konstitusi negara kita untuk membangun ketertiban, keamanan, dan perdamaian dunia,” katanya.
Wapres pun memberi contoh upaya damai yang dilakukan Presiden Joko Widodo dalam lawatan beliau ke Ukraina dan Rusia. Wapres menilai, hal tersebut merupakan bentuk nyata keseriusan Indonesia dalam menjaga toleransi serta perdamaian baik di dalam maupun luar negeri.
Menutup arahannya, kembali Wapres mengingatkan bahwa mengamalkan paham Islam Wasathiyah merupakan komitmen dan tanggung jawab umat muslim. Serta, kedua aspek tersebut (Islam Wasathiyah dan kehidupan bernegara), merupakan faktor yang saling mengisi dan menguatkan.
“Antara Islam kaffah dan wathani (negara) itu tidak saling menegasikan (menyangkal), tapi saling memperkuat. Ini hal yang penting bagi pelajar kita merumuskan tentang bagaimana kita kehidupan berbangsa dan bertanah air. Jadi itu hal yang menurut saya ternyata itu menjadi model yang sekarang dicari orang untuk membangun kedamaian,” pungkas Wapres.
Sebelumnya Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf memaparkan garis besar kerja sama yang telah terjalin antara Indonesia dengan Mesir baik di tingkat antarpemerintah maupun antarmasyarakat.
“Hubungan kedua negara memiliki dasar yang kuat dari sejarah dan tradisi. Mesir negara Arab pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Hal ini tidak lepas dari peran pemuda dan pelajar Indonesia saat itu yang berjuang agar Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia,” urai Lutfi.
“Hubungan tersebut berlangsung dengan baik di segala bidang antara lain di bidang politik, ekonomi, perdagangan, pendidikan, kebudayaan, dan bidang-bidang lainnya,” tandasnya.
Selain Duta Besar Indonesia untuk Mesir, hadir pada acara ini Kepala BAZNAS Noor Achmad, para mahasiswa, dan diaspora Indonesia di Mesir.
Sementara Wapres didampingi oleh Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"