KONTEKS.CO.ID – Pemerintah Australia bersiap mengirim pesawat dan peralatan lainnya pada Senin, 27 Mei 2024 untuk membantu evakuasi tanah longsor mematikan di Papua Nugini.
Hujan semalaman di daerah pegunungan negara Pasifik Selatan tersebut menimbulkan kekhawatiran berton-ton puing yang mengubur ratusan penduduk desa menjadi sangat tidak stabil.
Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, mengatakan para pejabatnya telah berbicara dengan rekan-rekan mereka di Papua Nugini sejak Jumat, 24 Mei 2024.
Saat itu, lereng gunung runtuh di Desa Yambali, Provinsi Enga longsor dan menimbun banyak perumahan warga.
Menurut perkiraan PBB, tanah longsor tersebut menewaskan sekitar 670 orang. Namun sejauh ini hanya enam orang yang berhasil ditemukan.
“Bentuk dukungan yang kami berikan akan terlihat dalam beberapa hari mendatang,” kata Marles kepada Australian Broadcasting Corp.
“Kami jelas memiliki kapasitas pengangkutan udara untuk membawa orang ke sana. Mungkin ada peralatan lain yang bisa kami bawa dalam hal pencarian dan penyelamatan dan semua itu sedang kami bicarakan dengan PNG saat ini,” tambahnya.
Papua Nugini merupakan tetangga terdekat Australia. Keduanya sedang mengembangkan hubungan pertahanan yang lebih erat sebagai bagian dari upaya Australia untuk melawan pengaruh China.
Australia juga merupakan pemberi bantuan luar negeri kepada Papua Nugini sejak mereka merdeka pada tahun 1975.
Hujan deras turun selama dua jam semalam melanda di ibu kota Provinsi Wabag, 60 kilometer dari desa yang hancur.
Laporan cuaca tidak segera tersedia dari Yambali akibat komunikasi terbatas.
Namun, tim tanggap darurat khawatir tentang dampak hujan terhadap puing-puing yang sudah tidak stabil, yang tergeletak di kedalaman 6 hingga 8 meter di area seluas tiga hingga empat lapangan sepak bola.
Sebuah ekskavator hasil sumbangan seorang pembangun setempat pada hari Minggu, 26 Mei 2024 menjadi alat berat pertama untuk mengangkut tanah.
Sebelumnya, warga hanya menggunaka peralatan seadanya seperti sekop dan cangkul untuk mencari para korban.
Kepala misi Organisasi Migrasi Internasional di Papua Nugini, Serhan Aktoprak mengatakan air merembes di antara puing-puing dan tanah di bawahnya. Hal itu meningkatkan risiko tanah longsor lebih lanjut.
“Yang paling membuat saya khawatir secara pribadi adalah cuaca, cuaca, cuaca. Karena tanahnya masih longsor. Batu-batu berjatuhan,” kata Aktoprak.
Menteri Pertahanan Papua Nugini, Billy Joseph, dan Direktur Pusat Bencana Nasional pemerintah, Laso Mana, pada hari Minggu terbang dengan helikopter militer Australia dari ibu kota Port Moresby ke Yambali.
Kantor Mana mengunggah foto dirinya di Yambali sedang menyerahkan cek kepada pejabat setempat senilai 500.000 kina (USD130.000) untuk membeli perlengkapan darurat bagi 4.000 pengungsi yang selamat.
Peralatan pemindah tanah yang militer Papua Nugini gunakan, diangkut ke lokasi bencana 400 kilometer dari Kota Lae di pantai timur.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"