KONTEKS.CO.ID – Topan Ewiniar yang dikenal secara lokal sebagai Aghon, akhirnya menjauh dari Filipina.
Sebelumnya, topan ini menyebabkan sedikitnya tujuh orang tewas.
Selain menewaskan sejumlah orang, topan ini juga membuat sejumlah pelabuhan tutup sehingga ribuan penumpang terlantar.
Para pejabat pada Selasa, 28 Mei 2024 melaporkan, sebagian besar korban, tewas akibat banjir atau pohon tumbang.
Topan Ewiniar melanda pantai timur Filipina pada Jumat, 24 Mei 2024 larut malam. Topan bertahan di kepulauan tersebut selama beberapa hari sebelum akhirnya bergerak ke timur laut dan menjauh.
Dengan pergeseran arah ini, semua peringatan badai pada hari Selasa telah dicabut. Hal itu menghindarkan ibu kota yang padat penduduk, Manila, dari potensi kerusakan besar.
Menurut badan prakiraan cuaca pemerintah, Ewiniar terakhir terlacak pada hari Selasa sekitar 450 kilometer timur kota utara Basco di Provinsi Batanes.
Kecepatan angin mencapai 130 kpj (81 mph) dan embusan angin hingga 160 kpj (99 mph).
Korban dan Dampak Bencana
Di Provinsi Quezon, yang paling parah terkena dampak, enam penduduk desa tewas.
Mereka tenggelam dalam banjir atau tertimpa pohon tumbang.
Banjir besar tiba-tiba melanda, menyebabkan air setinggi 2,4 meter merendam beberapa daerah dataran rendah di Lucena, ibu kota provinsi Quezon.
“Banjir ini sebagian disebabkan oleh tersumbatnya sistem drainase setelah musim panas yang sangat panas,” kata Gubernur Quezon Angelina Tan.
Banyak rumah, termasuk kediaman gubernur, rusak akibat angin kencang dan hujan lebat.
Gubernur Tan bahkan terpaksa mencari perlindungan di tempat lain sambil mengawasi distribusi makanan dan bantuan lainnya kepada penduduk desa yang mengungsi.
Sementara di provinsi selatan Misamis Oriental, seorang penduduk desa meninggal ketika sebuah pohon tumbang.
Korban tertimpa pohon tumbang saat dalam perjalanan ke sekolah.
Tanggapan Pemerintah
Presiden Ferdinand Marcos Jr. mengatakan lebih dari 26.700 orang terkena dampak topan ini.
Banyak warga mengungsi ke pusat evakuasi di lima wilayah provinsi.
Tiga bandara dan 29 pelabuhan tidak dapat beroperasi secara normal.
Lebih dari 4.800 penumpang, supir truk, dan pembantu kargo sempat terdampar karena penutupan pelabuhan
Sementara enam kota besar dan kecil mengalami pemadaman listrik.
“Bahkan sebelum topan melanda, kami telah mengangkut barang-barang bantuan di tempat-tempat yang dekat dengan jalur yang diperkirakan akan dilalui topan. Jadi semuanya sudah siap,” kata Marcos sebelum terbang ke Brunei untuk kunjungan kenegaraan pada Selasa.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"