KONTEKS.CO.ID – Enam orang ditangkap terkait penembakan dekat pintu masuk Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut, Lebanon.
Salah satu di antaranya pria bersenjata yang diduga sebagai pelaku penembakan.
Penembakan tersebut terjadi pada Rabu 5 Juni 2024 pagi sekitar pukul 08.34 waktu setempat. Insiden ini melukai seorang penjaga keamanan asal Lebanon.
“Insiden melibatkan penggunaan senjata ringan,” kata Kedutaan Besar AS.
Pria bersenjata yang kemungkinan besar merupakan pelaku, ditembak oleh Tentara Lebanon. Dia mengalami luka yang tidak mengancam jiwa.
“Tersangka merupakan warga negara Suriah. Dia mendapat perawatan di rumah sakit,” demikian pernyataan dari Tentara Lebanon di akun media sosial resmi mereka.
Komando Angkatan Darat Lebanon menyatakan lima orang lainnya juga telah tertangkap terkait insiden ini.
Tiga orang merupakan anggota keluarga dari tersangka penembak. Dua lainnya merupakan warga Suriah dan Lebanon yang kemungkinan memiliki hubungan dengan tersangka.
“Tentara melanjutkan operasi penyergapan bersamaan dengan tindak lanjut penyelidikan di bawah pengawasan pengadilan yang kompeten,” kata Komando Angkatan Darat Lebanon dalam pernyataannya.
Motivasi di balik penembakan ini belum jelas saat ini.
“Badan Keamanan Diplomatik Departemen Luar Negeri Amerika Serikat bekerja sama dengan pihak berwenang Lebanon untuk mengetahui motif sebenarnya,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, dalam sebuah briefing pada hari Rabu.
Miller juga menyebutkan, tersangka penembak memiliki lambang ISIS.
Seorang anggota pasukan penjaga kedutaan Lebanon terluka parah dalam penembakan tersebut.
“Namun, kami sedang melakukan penyelidikan penuh dengan pihak berwenang Lebanon mengenai motivasi sebenarnya,” tambahnya.
Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, dalam acara ‘Good Morning America’ pada hari Rabu, memastikan semua personel Amerika di Lebanon selamat.
Kedutaan segera mendapatkan pengamanan lebih ketat setelah insiden tersebut dan tetap tertutup untuk umum pada hari Rabu.
“Investigasi sedang dilakukan dan kami berhubungan erat dengan penegak hukum di negara tuan rumah,” ujar pejabat kedutaan melalui media sosia.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"