KONTEKS.CO.ID – Perdana Menteri Haiti terpilih, Garry Conille harus mendapat perawatan di rumah sakit ibu kota Port-au-Prince.
Conille dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu, 8 Juni 2024 malam, beberapa hari setelah dia memulai masa jabatan.
Pemerintah Haiti mengumumkan kabar ini pada Minggu, 9 Juni 2025 pagi namun tak memberikan detail medis yang pasti.
“Kantor Perdana Menteri menginformasikan bahwa Dr. Conille merasa sedikit tidak sehat setelah menjalani minggu yang sangat intens. Conille juga dalam kondisi stabil,” demikian pernyataan resmi dari kantor tersebut.
Menurut anggota dewan transisi kepresidenan, Louis Gérald Gilles, Conille saat ini masih berada di rumah sakit.
“Saya tidak memiliki informasi lebih lanjut mengenai kondisinya saat ini,” ujarnya kepada The Associated Press.
Seorang sumber anonim yang dekat dengan Conille mengungkapkan, PM tersebut memiliki riwayat asma dan sering menggunakan inhaler.
Sumber tersebut mengatakan bahwa pada Sabtu malam, Conille tampak mengalami kesulitan bernapas, sehingga ia segera menghubungi pejabat tinggi untuk membawa Conille ke rumah sakit.
Pada Sabtu pagi sebelum dirawat, Conille mengunjungi bandara internasional utama Haiti.
Infrastruktur itu kembali beroperasi setelah tiga bulan tutup akibat kekerasan geng.
Sehari sebelumnya, Conille bertemu dengan pemimpin sektor bisnis swasta serta dua perusahaan telekomunikasi besar di Haiti.
Dia juga berpartisipasi dalam rapat rutin dengan dewan transisi untuk membahas pembentukan kabinet baru Haiti.
Ketika berita masuknya Conille ke RS tersebar, beberapa pejabat tinggi terlihat memasuki rumah sakit. Di antaranya Direktur Kepolisian Nasional Haiti, Frantz Elbé dan perwakilan UNICEF di Haiti, Bruno Maes.
Jalan menuju rumah sakit diblokir oleh kendaraan SUV dengan kaca gelap.
Babak Baru Haiti
Conille terpilih sebagai perdana menteri pada 28 Mei, setelah proses seleksi yang berliku-liku.
Ia menghadapi tantangan besar sebagai pemimpin Haiti, termasuk mengatasi kekerasan geng yang merajalela.
Negara ini juga sedang mempersiapkan pengerahan pasukan polisi Kenya yang didukung oleh PBB. Ini merupakan langkah yang tertunda sebagian karena kekosongan jabatan perdana menteri setelah pengunduran diri Ariel Henry pada 25 April.
Henry mengundurkan diri setelah serangan geng yang terkoordinasi pada 29 Februari. Kantor polisi terbakar, penembakan di bandara internasional, dan pembobolan dua penjara terbesar di Haiti.
Akibat serangan ini, lebih dari 4.000 narapidana kabur. Bahkan, Henry terjebak di luar negeri selama kunjungannya ke Kenya.
Conille kembali ke Haiti pada 1 Juni setelah bertugas sebagai direktur regional UNICEF untuk Amerika Latin dan Karibia sejak Januari 2023.
Ia juga pernah menjabat sebagai perdana menteri Haiti dari Oktober 2011 hingga Mei 2012 di bawah kepemimpinan Presiden Michel Martelly.
Sejak tiba, Conille telah aktif bertemu dengan berbagai pejabat dan mengunjungi beberapa lokasi di Port-au-Prince.
Dia juga turut patroli bersama petugas Kepolisian Nasional Haiti dengan kendaraan lapis baja, lengkap dengan helm dan jaket antipeluru.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"