KONTEKS.CO.ID – Rusia mengusir seorang jurnalis asal Austria. Ini merupakan balas dendam Rusia setelah seorang wartawan TASS, Ivan Popov, terusir dari Austria enam pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin 10 Juni 2024 mengklaim telah mencabut akreditasi koresponden lembaga penyiaran publik Austria ORF, Maria Knips-Witting. Pemerintah memintanya meninggalkan negara tersebut.
“Maria Knips-Witting yang telah berbasis di Moskow sejak Januari 2023, diinstruksikan untuk menyerahkan akreditasinya dan meninggalkan Rusia dalam waktu dekat,” kata pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Rusia.
Jubir Kementerian Luar Negeri Rusia menyesalkan langkah yang Austria ambil. Maka sebagai respons yang seimbang, kami mencabut akreditasi Maria Knips-Witting.
“Kami mengharapkan tindakan ini akan dipahami sebagai pesan tegas mengenai pentingnya menghormati jurnalis dan hak mereka untuk melaksanakan tugas mereka,” katanya.
Maria Knips-Witting mengaku sangat terkejut dengan keputusan ini.
“Sebagai jurnalis, saya selalu berusaha melaporkan berita dengan jujur dan seimbang,” kata Maria Knips-Witting dalam sebuah pernyataan singkat.
Dia juga berharap situasi ini dapat segera selesai dan hubungan diplomatik antara kedua negara bisa membaik.
Tindakan ini menambah daftar panjang langkah-langkah yang Rusia ambil terhadap jurnalis asing dalam beberapa tahun terakhir.
Kasus ini mengikuti penangkapan koresponden Wall Street Journal, Evan Gershkovich hampir 15 bulan lalu atas tuduhan spionase. Saat ini, dia masih menunggu persidangan di penjara.
Selain itu, jurnalis Amerika-Rusia, Alsu Kurmasheva ditahan pada Oktober 2023 karena gagal mendaftar sebagai agen asing.
Eva Hartog, seorang jurnalis Belanda yang bekerja untuk Politico, ditolak perpanjangan visanya pada Agustus 2023.
Pada bulan Maret, Xavier Colas dari surat kabar Spanyol El Mundo juga terpaksa meninggalkan Rusia setelah pihak berwenang menolak visa barunya.
Situasi ini mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat antara Rusia dan negara-negara Barat terkait kebebasan pers dan hak jurnalis asing.
Pengusiran jurnalis telah menjadi alat diplomatik yang sering terjadi sebagai respons terhadap tindakan serupa oleh negara lain.
Pengusiran jurnalis oleh Rusia ini menunjukkan betapa rapuhnya posisi jurnalis asing di negara tersebut, terutama dalam konteks meningkatnya ketegangan geopolitik.
Tindakan saling balas mengusir jurnalis ini juga mencerminkan memburuknya hubungan antara Rusia dan negara-negara Barat.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"