KONTEKS.CO.ID – Para pemimpin negara-negara G7 pada hari Kamis, 13 Juni 2024 menyetujui rencana ambisius untuk memberikan pinjaman sebesar USD50 miliar kepada Ukraina tahun ini.
Namun, dana tersebut berasal dari bunga yang dihasilkan dari sekitar USD300 miliar aset Rusia yang dibekukan.
Langkah ini dimaksudkan untuk mendukung upaya perang dan pembangunan kembali Ukraina di tengah konflik yang masih berlangsung.
Kesepakatan yang telah direncanakan selama bertahun-tahun ini menandai keberhasilan diplomatik penting bagi Presiden Joe Biden.
Dia telah mendorong sekutunya di G7 untuk menyetujui perjanjian tersebut meskipun ada keraguan dari beberapa negara Eropa. Kesepakatan ini akan diresmikan dalam komunike di akhir KTT G7.
Namun, masih ada banyak rincian yang harus diselesaikan oleh negara-negara anggota. Amerika Serikat siap memberikan pinjaman hingga USD50 miliar, tetapi belum jelas berapa jumlah pasti yang akan diberikan oleh AS.
Negara-negara anggota lainnya juga akan berpartisipasi dalam berbagi risiko pinjaman tersebut.
“Kami akan melakukan tindakan yang mendesak,” kata seorang pejabat senior pemerintah melalui telepon dengan wartawan.
Dia menyebut, Ukraina masih akan mempunyai kebutuhan keuangan yang besar pada tahun depan dan seterusnya.
“Pertemuan puncak ini adalah kesempatan terbaik kita untuk bertindak secara kolektif guna menutup kesenjangan tersebut,” ujarnya.
Para pejabat memperkirakan meskipun pencairan dana mungkin memerlukan waktu, bantuan tersebut diharapkan akan mulai tersedia dalam tahun kalender ini.
Dana tersebut akan digunakan untuk dukungan militer, anggaran, kemanusiaan, dan rekonstruksi di Ukraina.
Ketika ditanya oleh wartawan tentang risiko yang terkait dengan pinjaman tersebut, pejabat senior pemerintah mengatakan pinjaman tersebut dapat dianggap sebagai pinjaman aman.
“Bagaimana cara kami mendapatkan pembayaran kembali? Rusia yang membayar…pendapatannya berasal dari aliran bunga atas aset yang tidak bergerak,” kata pejabat itu.
Pejabat tersebut juga menambahkan, jika tercapai penyelesaian damai, aset-aset tersebut akan tetap dibekukan dan terus menghasilkan bunga untuk membayar kembali pinjaman atau sebagai ganti rugi dari Rusia atas kerusakan yang ditimbulkannya.
“Apa pun yang terjadi, ada sumber pembayarannya,” tegasnya.
Menanggapi pertanyaan tentang bagaimana AS mengatasi penolakan dari beberapa sekutunya, pejabat tersebut mengatakan risiko perjanjian ini lebih kecil daripada kegagalan Ukraina dalam mendapatkan pendanaan yang cukup untuk melawan serangan Rusia.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"