KONTEKS.CO.ID – Presiden Rusia, Vladimir Putin, memuji langkah dedolarisasi yang terlakukan bersama mitra dagang di Asia, terutama Vietnam.
Sekitar 60% transaksi antara Rusia dan Vietnam kini menggunakan mata uang masing-masing negara.
Putin menegaskan, kedua negara fokus meningkatkan perdagangan timbal balik dan mempromosikan investasi dengan menggunakan mata uang rubel Rusia dan dong Vietnam.
“Transaksi semacam itu menyumbang lebih dari 40% dari perdagangan bilateral tahun lalu. Dan pada kuartal pertama tahun ini porsinya meningkat menjadi hampir 60%,” terang putin melansir dari Russian Today, Minggu 20 Juni 2024.
Ketergantungan Mata Uang Dolar
Putin menyatakan tren ini sejalan kecenderungan global mengurangi ketergantungan pada mata uang yang sering terdiskreditkan dalam perdagangan dan investasi internasional.
Ia juga mengakui pentingnya peran bank patungan Vietnam-Rusia, yang telah kedua negara buat pada tahun 2006 untuk memperkuat hubungan ekonomi mereka.
Menurut Putin, perdagangan bilateral antara Rusia dan Vietnam meningkat 8% pada tahun 2023 dan terus tumbuh. Ia menambahkan bahwa sektor energi tetap menjadi bidang kerja sama strategis yang penting.
“Makanan, sumber daya mineral, mesin, dan peralatan diekspor ke Vietnam. Banyak barang Vietnam, termasuk pakaian, buah-buahan, sayuran, dan produk pertanian lainnya, diminati di pasar Rusia,” tambah Putin.
Ia memuji peran perjanjian perdagangan ekonomi bebas antara Uni Ekonomi Eurasia (EAEU).
Peran Vladimir Putin dalam Uni Ekonomi Eurasia EAEU bersama Vietnam
EAEU berdiri pada tahun 2015, mengacu pada Serikat Pabean Rusia, Kazakhstan, dan Belarus, dan kemudian bergabung dengan Armenia dan Kirgistan. Pada 2016, Vietnam secara resmi menjadi negara non-regional pertama yang menjadi mitra perdagangan bebas blok ini.
Kelompok ini juga memiliki tiga negara pengamat, yaitu Kuba, Moldova, dan Uzbekistan. Harapannya serikat ini mampu memastikan pergerakan bebas barang, jasa, modal, dan pekerja di antara negara-negara anggota.
Kunjungan Putin ke Vietnam diharapkan dapat lebih mempererat hubungan bilateral dan meningkatkan kerjasama di berbagai bidang. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"