KONTEKS.CO.ID – Taliban mengonfirmasi delegasi mereka akan menghadiri pertemuan yang PBB pimpin mengenai Afghanistan.
Pertemuan terjadwalkan terselenggara di Doha pada 30 Juni dan 1 Juli 2024. Ini akan menjadi pertemuan ketiga yang disponsori PBB mengenai krisis di Afghanistan.
Sebelumnya, penyelenggara mengatakan perempuan akan dikecualikan dari pertemuan tersebut.
Sebagai informasi, Taliban tidak diundang pada pertemuan pertama. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan mereka menetapkan persyaratan yang tidak dapat diterima untuk menghadiri pertemuan kedua pada bulan Februari.
Persyaratan tersebut termasuk tuntutan agar anggota masyarakat sipil Afghanistan tidak diikutsertakan dalam pembicaraan. Selain itu, mereka ingin diperlakukan sebagai penguasa yang sah.
Pada hari Selasa, 25 Juni 2024, Kementerian Luar Negeri di Kabul mengumumkan juru bicara utama pemerintahan Taliban, Zabihullah Mujahid, akan memimpin delegasi Taliban pada pertemuan dua hari tersebut.
Kementerian Luar Negeri Afghanistan menyatakan strategi untuk pertemuan Doha dibahas dalam sebuah pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri, Amir Khan Muttaqi.
Topik yang akan dibahas meliputi pembatasan internasional yang diberlakukan pada sistem keuangan dan perbankan Afghanistan.
Selain itu juga tantangan dalam menumbuhkan sektor swasta, serta tindakan pemerintah terhadap perdagangan narkoba dan perdagangan manusia.
Sebagaiman diketahui, Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021 ketika pasukan Amerika dan NATO berada di minggu-minggu terakhir penarikan dari negara itu.
Sejak itu, belum ada negara yang secara resmi mengakui Taliban sebagai pemerintahan Afghanistan.
PBB mengatakan pengakuan tersebut hampir tidak mungkin dilakukan karena larangan terhadap pendidikan dan pekerjaan bagi perempuan masih berlaku.
Pekan lalu, pejabat tinggi PBB di Afghanistan, Roza Otunbayeva, membela keputusan untuk tidak melibatkan perempuan Afghanistan dalam pertemuan mendatang di Doha.
Meski demikian, dia menegaskan bahwa tuntutan terhadap hak-hak perempuan pasti akan ditingkatkan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"