KONTEKS.CO.ID – Sekitar 10 orang tewas dalam betrokan berdarah di Nairobi, Kenya. Ribuan massa berunjuk rasa menentang rencana kenaikan pajak.
Kekerasan antara pengunjuk rasa dan kepolisian pecah pada Selasa, 25 Juni 2024. Polisi menembaki ratusan pengunjuk rasa yang menyerbu gedung parlemen menggunakan peluru tajam.
Anggota relawan anonim dari Palang Merah menyebutkan, korban tewas dan luka bisa saja bertambah.
“Situasinya mengerikan, dan kami berjuang untuk memberikan bantuan medis yang memadai karena kondisinya semakin memburuk,” tambahnya seperti dikutip dari Anadolu.
Sementara Amnesty International melaporkan, setidaknya lima orang tewas dalam bentrokan tersebut, dan 31 orang lainnya terluka. Organisasi ini juga melaporkan adanya 52 penangkapan.
Gambar dan video yang beredar online menunjukkan beberapa pengunjuk rasa terluka akibat tembakan. Situasi semakin memanas ketika angkatan bersenjata Kenya diumumkan untuk memberikan dukungan kepada Kepolisian Nasional dalam menanggapi protes.
Sementara itu, Komisi Hak Asasi Manusia Kenya mengunggah video di platform media sosial X yang menunjukkan polisi menembaki pengunjuk rasa di dekat Balai Kota Nairobi.
Dalam video tersebut, staf komisi menyaksikan setidaknya satu pengunjuk rasa tewas akibat tembakan.
“Kami mengutuk keras pembunuhan yang dilakukan polisi. Tindakan seperti itu tidak dapat diterima dan merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia. Keadilan dan akuntabilitas sangat penting. Kami akan dengan penuh semangat mendorong akuntabilitas polisi,” tulis Komisi Hak Asasi Manusia Kenya dalam postingannya.
Para pengunjuk rasa juga menerobos kompleks perumahan Parlemen Kenya, tempat para anggota parlemen baru saja menyetujui rancangan undang-undang keuangan yang kontroversial. Satu bagian bangunan dibakar, memaksa anggota parlemen untuk mengungsi.
Kedutaan besar dari beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Belanda, dan Jerman, mengeluarkan pernyataan bersama yang menyatakan keprihatinan mereka atas kekerasan yang terjadi.
“Kami sangat prihatin dengan kekerasan yang terjadi di banyak wilayah di negara ini selama protes baru-baru ini, dan sangat terkejut dengan pemandangan di luar Parlemen Kenya. Kami menyesali hilangnya nyawa dan cedera yang tragis termasuk akibat penggunaan tembakan tajam,” bunyi pernyataan tersebut.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden William Ruto telah mengumumkan amandemen terhadap RUU keuangan kontroversial.
Pemerintah mengklaim telah mempertimbangkan pandangan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya selama sesi partisipasi publik.
RUU tersebut bertujuan untuk meningkatkan pendapatan sebesar USD2,7 miliar guna meringankan utang dan mengurangi pinjaman.
Sebaliknya, para kritikus berpendapat korupsi dan keserakahan di kalangan politisi telah mencuri uang dari perekonomian. Rakyat biasa tidak seharusnya menjadi pihak yang menanggung akibatnya.
Beberapa tokoh terkemuka Kenya turut serta dalam demonstrasi, termasuk saudara tiri mantan Presiden AS Barack Obama, Auma Obama.
Dia bergabung dalam protes di Nairobi pada hari Selasa dan sempat diwawancarai oleh CNN saat mereka terkena gas air mata.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"