KONTEKS.CO.ID – Polisi Denmark menangkap sejumlah aktivis pro-Palestina yang tengah menggelar aksi di Kopenhagen. Mereka dianggap telah mengganggu kedamaian dan ketertiban.
Penangkapan terjadi di depan gedung perusahaan pelayaran dan logistik Denmark, Maersk, yang terletak di kawasan Esplanade pada Jumat, 28 Juni 2024.
Komandan Pengawas Polisi Kopenhagen, Martin Kajberg, mengatakan kepada media Ritzau, polisi telah mengajukan tuntutan terhadap para demonstran pro-Palestina karena melanggar ketentuan KUHP mengenai pelanggaran perdamaian.
“Ketentuan ini digunakan ketika seseorang memasuki tanah milik pribadi tanpa izin,” jelas Kajberg.
Hingga kini, aparat penegak hukum belum memastikan jumlah penangkapan yang terjadi di lokasi protes.
Protes tersebut diprakarsai oleh Gerakan Pemuda Palestina, sebuah kelompok pro-Palestina di Kopenhagen.
Mereka menuduh Maersk secara langsung memfasilitasi dan mengambil keuntungan dari perdagangan senjata melalui peran logistik utamanya sebagai pengangkut senjata global.
Dalam pernyataannya, kelompok ini menuntut Maersk untuk memutuskan hubungan dengan Israel dan berhenti mendukung apa yang mereka sebut sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.
“Maersk memiliki tanggung jawab moral untuk tidak terlibat dalam bisnis yang mendukung kekerasan dan penindasan. Kami menuntut mereka segera menghentikan semua operasi yang berkaitan dengan pengangkutan senjata ke Israel,” ujar seorang juru bicara Gerakan Pemuda Palestina.
Aksi protes di depan gedung Maersk ini bukanlah yang pertama kalinya.
Sebelumnya, pada bulan Juni, 27 pengunjuk rasa pro-Palestina ditangkap karena memblokir pintu masuk Parlemen Denmark di Istana Christiansborg.
Para pengunjuk rasa duduk di depan pintu masuk untuk memprotes bantuan militer yang pemerintah Denmark berikan kepada Israel.
Protes tersebut menyusul konfirmasi dari Menteri Pertahanan, Toels Lund Poulsen yang menyebut Denmark mengirim suku cadang pesawat F35 ke Israel pada bulan Maret atas permintaan Amerika Serikat.
“Tindakan kami adalah bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina yang menderita akibat kekerasan dan penindasan. Kami tidak akan berhenti sampai ada perubahan nyata dalam kebijakan luar negeri Denmark,” kata salah satu aktivis yang ikut dalam protes di depan Parlemen.
Penangkapan para aktivis ini memicu berbagai reaksi di masyarakat.
Beberapa mendukung tindakan polisi sebagai upaya menjaga ketertiban dan keamanan, sementara yang lain mengkritik penangkapan tersebut sebagai bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat.
“Tindakan polisi ini merupakan pelanggaran terhadap hak dasar kami untuk menyuarakan pendapat dan protes damai. Kami akan terus berjuang demi keadilan dan kebebasan,” tegas seorang aktivis pro-Palestina.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"