KONTEKS.CO.ID – Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah menerapkan serangkaian sanksi dan embargo yang luas terhadap Moskow.
Langkah-langkah ini bertujuan untuk melemahkan kekuatan militer Rusia. Juga memberikan tekanan ekonomi yang besar pada pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Namun, data terbaru menunjukkan meskipun ada sanksi dari Barat dan biaya perang yang tinggi di Ukraina, pendapatan Rusia justru mengalami peningkatan.
Laporan menyatakan, ekonomi Rusia terdorong oleh peningkatan besar dalam aktivitas terkait militer. Lalu, pemulihan perdagangan, serta pertumbuhan di sektor keuangan dan konstruksi.
Philip Cunliffe, profesor hubungan internasional di University College London mengatakan, sanksi Barat mungkin telah membantu merangsang industri dalam negeri Rusia. Sehingga memaksa negara tersebut untuk menjadi lebih mandiri.
“Upaya Barat untuk membatasi perdagangan globalnya mungkin sebenarnya telah membantu merangsang industri Rusia. Dan memaksa negara Rusia untuk menjadi lebih mandiri. Untuk menciptakan pasar baru dan membangun rantai pasokan baru,” katanya, seperti dikutip dari Newsweek, Kamis 4 Juli 2024.
Kenaikan Peringkat Pendapatan Rusia
Laporan Bank Dunia tentang tingkat pendapatan global untuk tahun 2023 menunjukkan, klasifikasi Rusia telah meningkat dari “berpendapatan menengah ke atas” ke “berpendapatan tinggi”.
Hal ini menempatkan Rusia setara dengan AS dan negara-negara G7 lainnya, yang telah mencoba menghambat ekonominya sejak 2022.
Sementara itu, Ukraina juga mengalami perubahan klasifikasi dari “berpendapatan menengah ke bawah” menjadi “berpendapatan menengah ke atas”.
Kenaikan ini mencerminkan peningkatan dalam PDB riil dan nominal, serta kenaikan 11 persen dalam pendapatan nasional bruto per kapita Rusia.
Efektivitas Sanksi Barat Dipertanyakan
Meskipun sanksi dan kontrol ekspor terus ditingkatkan oleh Barat, termasuk menargetkan 300 individu dan entitas yang dituduh membantu Rusia menghindari sanksi, efektivitas langkah-langkah ini dipertanyakan.
Sebuah laporan dari lembaga pemikir Inggris menyatakan bahwa Rusia mampu mengisi kembali persenjataannya dan bahwa sanksi telah terbukti “jelas tidak efektif” dalam membatasi mesin perang Rusia.
Gary Somerville, salah satu penulis laporan tersebut, menyatakan bahwa kontraktor pertahanan Rusia mampu menghindari embargo dengan menggunakan “perusahaan depan” dan jalur belakang untuk menyelundupkan komponen militer ke Rusia.
“Meskipun data ekonomi selalu dapat direvisi, hampir semua bukti sekarang menunjukkan fakta bahwa sanksi Barat telah menjadi kegagalan yang menyedihkan,” tambah Philip Cunliffe.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"