KONTEKS.CO.ID – Keir Starmer bakal jadi perdana menteri Inggris berikutnya ketika Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah meraih kekuasaan pada Jumat 5 Juli 2024, setelah memenangi Pemili Inggris.
Kemenangan Keir Starmer dengan Partai Buruhnya mengakhiri 14 tahun Pemerintahan Konservatif sayap kanan, partainya Rishi Sunak, perdana menteri petahana.
Partai Buruh melewati ambang batas 326 kursi untuk menjadi mayoritas pekerja di parlemen yang memiliki 650 kursi. Diperkirakan mereka akan menang telak dengan 410 kursi.
“Mandat seperti ini tersertai dengan tanggung jawab yang besar,” kata Starmer kepada para pendukungnya pada rapat umum di pagi hari di London, beberapa saat setelah hasil yang memastikan kemenangan telak terumumkan.
Pria berusia 61 tahun itu berjanji untuk segera mulai bekerja memperbaiki negara.
“Hari ini kita memulai babak berikutnya – memulai upaya perubahan, misi pembaharuan nasional. Dan mulai membangun kembali negara kita,” kata Starmer kepada pendukungnya yang hadir.
“Perubahan termulai sekarang. Dan rasanya menyenangkan, saya harus jujur. Empat setengah tahun kerja mengubah partai. Inilah tujuannya, Partai Buruh yang berubah, siap mengabdi pada negara kita. Siap untuk mengembalikan Inggris untuk melayani rakyat pekerja,” janjinya.
Partai Buruh merebut sebagian besar kursi di seluruh negeri, termasuk dari setidaknya delapan anggota Kabinet.
Menteri Pertahanan Grant Shapps menjadi tokoh yang paling menonjol, dengan nama-nama besar lainnya, termasuk menteri senior Penny Mordaunt dan pemimpin Brexiteer Jacob Rees-Mogg juga kalah.
Termasuk Menteri Pendidikan Gillian Keegan, Menteri Kehakiman Alex Chalk, Menteri Kebudayaan Lucy Frazer, serta Menteri Transportasi dan Sains Michelle Donelan.
Menteri Keuangan Jeremy Hunt bertahan untuk tetap menjadi anggota parlemen, tetapi hanya dengan 891 suara.
Keir Starmer Jadi PM Inggris, Ini Kata Rishi Sunak
Ini adalah malam yang memalukan bagi Partai Konservatif. Terperkirakan akan mengalami kinerja terburuk dalam sejarah panjang partai tersebut. Karena para pemilih menghukum mereka lantaran krisis biaya hidup, kegagalan layanan publik, dan serangkaian skandal.
“Hari ini kekuasaan akan berpindah tangan secara damai dan tertib, dengan itikad baik dari semua pihak,” kata Sunak setelah gagal mempertahankan kursinya. “Ada banyak hal yang harus kita pelajari dan renungkan dan saya bertanggung jawab atas kekalahan banyak kandidat Konservatif yang bekerja keras… Saya minta maaf.”
Sunak akan mengajukan pengunduran dirinya kepada kepala negara Raja Charles III. Lalu raja akan meminta Starmer, sebagai pemimpin partai terbesar di parlemen, untuk membentuk pemerintahan.
Shapps, yang menjadi anggota parlemen sejak tahun 2005, mengkritik ketidakmampuan Partai Konservatif untuk mengatasi perbedaan mereka di tengah “sinetron” politik yang tak ada habisnya. Ya internal mereka menampilkan lima perdana menteri sejak pemungutan suara Brexit tahun 2016.
“Apa yang sangat jelas bagi saya malam ini – bukan Partai Buruh yang menang, melainkan Partai Konservatif yang kalah,” katanya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"