KONTEKS.CO.ID – Belakangan ini, media sosial sedang ramai membicarakan Thomas Matthew Crooks, pelaku penembakan Donald Trump yang terjadi Sabtu 13 Juli 2024.
Pelaku penembakan Trump, Crooks, adalah seorang pemuda berusia 20 tahun asal Amerika Serikat (AS) yang bekerja sebagai pekerja dapur.
Tepat setelah penembakan terjadi, Crooks tewas kena tembakan agen Dinas Rahasia (Secret Service), pasukan pengawal Trump.
Media AS Dituding Pilih Kasih Terkait Trump Crooks
Karena kasus ini, belakangan jadi timbul kontroversi karena perlakuan media AS yang terlihat seperti “pilih kasih” pada pelaku kejahatan.
Banyak netizen beranggapan media AS memberitakan pelaku kejahatan secara berbeda, tergantung pada latar belakang etnisnya.
Tidak sedikut juga netizen yang menyoroti bahwa jika Crooks adalah orang Arab atau Muslim, penanganan beritanya mungkin akan berbeda.
Seperti salah seorang pengguna X @/aisha_c10 yang berpendapat bahwa media Barat cenderung melindungi Crooks karena dia berkulit putih.
“Mereka mencoba melindunginya karena dia (Crooks) berkulit putih,” ucap Aisha.
Atau tanggapan lainnya dari salah seorang pengguna Instagram, @za_nadhiya1306, yang beranggapan kalau pelakunya seorang muslim maka akan muncul stereotip negatif.
“Kalau yg ngelakuin muslim narasinya akan berlebihan terus beritanya di up terus,” tulisnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"