KONTEKS.CO.ID – Bangladesh rusuh. Mahasiswa setempat membakar gedung lembaga penyiaran negara sehari setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina muncul di jaringan tersebut.
Dalam siarannya, Hasina berusaha meredakan bentrokan yang meningkat dan telah menewaskan sedikitnya 39 orang.
Ratusan pengunjuk rasa yang menuntut reformasi peraturan perekrutan pegawai negeri bentrok dengan polisi antihuru-hara. Aksi yang mahasiswa pelopori ini berbalas tembakan peluru karet oleh polisi huru-hara pada hari Kamis 18 Juli 2024.
Para pengunjuk rasa mengejar petugas yang mundur ke markas BTV, lembaga penyiaran pemerintah, di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka.
Massa yang marah kemudian membakar gedung penerimaan jaringan tersebut dan puluhan kendaraan yang diparkir di luarnya, kata seorang pejabat BTV kepada AFP, mengutip Jumat 19 Juli 2024.
Penyiar mengatakan “banyak orang” terjebak di dalam saat api menyebar. Pejabat lain dari stasiun tersebut kemudian mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah mengevakuasi gedung tersebut dengan aman.
Pemerintahan Sheikh Hasina Mencoba Redakan Bangladesh Rusuh
Pemerintahan Hasina, 76 tahun, telah memerintahkan sekolah-sekolah dan universitas-universitas untuk ditutup tanpa batas waktu ketika polisi meningkatkan upaya untuk mengendalikan situasi hukum dan ketertiban yang memburuk.
Perdana Menteri muncul di stasiun penyiaran pada Rabu malam untuk mengutuk “pembunuhan” para pengunjuk rasa. Ia juga bersumpah bahwa mereka yang terbukti bertanggung jawab akan mendapat hukuman terlepas dari afiliasi politik mereka.
Sayangnya kekerasan memburuk di jalan-jalan. Meskipun dia menyerukan ketenangan tapi polisi kembali berupaya membubarkan demonstrasi dengan peluru karet dan tembakan gas air mata.
Setidaknya 32 orang tewas pada hari Kamis, plus tujuh orang tewas pada awal pekan ini, menurut penghitungan jumlah korban dari rumah sakit yang AFP kumpulkan.
Ratusan orang lainnya terluka. Persenjataan polisi menjadi penyebab setidaknya dua pertiga dari kematian tersebut, berdasarkan deskripsi yang AFP terima.
“Ada tujuh orang tewas di sini,” kata seorang pejabat di rumah sakit Uttara Crescent di Dhaka, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan. “Dua orang pertama adalah pelajar yang mengalami luka tembak karet. Lima lainnya mengalami luka tembak.”
Hampir 1.000 orang lainnya mendapat perawatan di rumah sakit karena luka-luka yang mereka alami saat bentrokan dengan polisi, kata pejabat tersebut. Ia menambahkan, banyak dari orang-orang tersebut mengalami luka tembak peluru karet. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"