KONTEKS.CO.ID – Donald Trump mengancam musuh-musuh AS, termasuk mereka yang menyandera warga Amerika.
“Musuh Amerika akan menanggung ‘harga yang sangat mahal’ jika mereka tidak dibebaskan,” demikian ancaman Donald Trump dalam pidato Konvensi Nasional Partai Republik seusai menerima mandat sebagai capres dari Partai Republik, melansir Times of Israel, Jumat 19 Juli 2024.
Mantan presiden AS itu, mengatakan, peristiwa 7 Oktober tidak akan terjadi dalam pengawasannya. Ia juga mengklaim Pemilu 2020 telah tercuri darinya dan Biden mewarisi ‘dunia yang damai’.
“Kepada seluruh dunia, saya katakan ini kepada Anda, ‘Kami ingin sandera kami kembali, dan mereka sebaiknya kembali sebelum saya menjabat, atau Anda akan membayar harga yang sangat mahal’,” tegas Trump.
Trump tidak merinci sandera mana yang ia maksud.
Ada lebih dari 60 orang Amerika yang tersandera atau ditahan di seluruh dunia. Termasuk 8 orang Amerika yang ditahan oleh Hamas di Gaza.
Pidato hari Kamis tersebut, yang merupakan pidato pertama Trump sejak percobaan pembunuhannya akhir pekan lalu di sebuah rapat umum di Pennsylvania, merupakan salah satu pidato konvensi terpanjang dalam sejarah modern yang berdurasi kurang dari 93 menit.
Trump mengulangi beberapa pernyataan salah, termasuk klaim bahwa Pemilu 2020 telah tercuri darinya, bahwa lawannya “mewarisi dunia yang damai” darinya. Bahwa tingkat kejahatan meningkat, meskipun angka tersebut lebih rendah terbandingkan ketika ia meninggalkan jabatannya.
Donald Trump Janji Mengakhiri Krisis Dunia
Trump menegaskan kembali klaimnya bahwa serangan gencar Hamas pada 7 Oktober tidak akan terjadi jika dia menjadi presiden.
Dia berjanji untuk mengakhiri setiap krisis internasional yang tercipta oleh pemerintahan saat ini. Termasuk perang mengerikan dengan Rusia dan Ukraina.
“Iran bangkrut. Iran tidak punya uang. Sekarang Iran memiliki USD250 miliar. Mereka berhasil mencapainya dalam dua setengah tahun terakhir,” tambahnya, seraya mengatakan bahwa Pemerintahan Biden telah meringankan sanksi kepada Teheran.
“Saya mengatakan kepada China dan negara-negara lain. Jika Anda membeli dari Iran, kami tidak akan membiarkan Anda melakukan bisnis apa pun di negara ini,” klaimnya.
Dia mengulangi klaimnya bahwa Iran hampir setuju untuk menegosiasikan perjanjian baru untuk mengekang program nuklirnya secara lebih ketat sebelum Trump kalah dalam Pemilu 2020.
“Iran akan membuat kesepakatan dengan kami, dan kemudian kami mendapatkan hasil yang sangat mengerikan yang tidak akan kami biarkan terjadi lagi,” kata mantan presiden tersebut.
“Sekarang Iran sudah sangat dekat untuk memiliki senjata nuklir, dan hal ini tidak akan pernah terjadi,” ucap Trump.
Sejak runtuhnya perjanjian nuklir Iran pada tahun 2015 dengan negara-negara besar dunia menyusul penarikan sepihak Trump dari perjanjian tersebut pada 2018, Teheran telah mengupayakan pengayaan nuklir hingga sedikit di bawah tingkat senjata.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"