KONTEKS.CO.ID – Paus Fransiskus terjadwalkan melakukan lawatan ke Indonesia dan Timor Leste pada September 2024 mendatang.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste tentunya menggugah animo umat Katolik Indonesia di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melakukan perjalanan lintas negara. Mereka tentunya ingin berjumpa dengan pemimpin Katolik dunia itu.
Untuk itu, Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, memberikan wejangan. Ia berpesan kepada umat Katolik Indonesia yang ingin berjumpa dengan Paus Fransiskus di Kota Dili, Timor Leste agar menjaga ketertiban. Selain itu, taat dengan imbauan yang pihak gereja di Kota Dili berikan.
Menag menyampaikan pesan ini seusai menerima kunjungan dari Menteri Administrasi Negara Timor Leste, Tomas Do Rosario Cabral di Gedung Kemenag RI di Lapangan Banteng, Gambir, Jakarta Pusat. Dirjen Bimas Katolik, Suparman, ikut hadir dalam kegiatan itu.
“Tentu umat Katolik bergembira atas kehadiran Paus Fransiskus baik ke Indonesia maupun Timor Leste. Bagi saudara-saudara umat Katolik di Indonesia yang tempat tinggalnya berdekatan dengan Timor Leste pasti berkeinginan menghadiri Misa di Timor Leste,” kata Yaqut, Senin 29 Juli 2024.
“Saya meminta masyarakat Indonesia yang akan berziarah ke Timor Leste agar dapat terkoordinir dengan baik. Ikuti apa yang sudah pihak gereja maupun pemerintah instruksikan. Ini supaya saudara-saudara umat Katolik bisa mengikuti Misa dengan baik dan lancar di Dili, maupun acara-acara lain yang melibatkan Paus,” pesan Yaqut.
Menag pun mengimbau agar warga Indonesia yang akan melintas ke Timor Leste memiliki paspor resmi. Hal itu demi memudahkan proses identifikasi dan pendataan oleh pemerintah kedua negara.
Kunjungan dari Menteri Administrasi Negara Timor Leste, Tomas Do Rosario Cabral juga membahas terkait rencana pengaturan lalu lintas dan pengamanan pada lokasi kunjungan Paus di Timor Leste. Lalu koordinasi pihak keuskupan di NTT, rencana pengaturan sistem tiket dan tempat tinggal warga NTT.
Juga dukungan fasilitas dan layanan kesehatan, koordinasi peliputan media dan penyiaran, serta koordinasi kepolisian dan keamanan perbatasan. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"