KONTEKS.CO.ID – Virus Oropouche tengah menjadi pembicaraan para ahli kesehatan. Hal itu menyusul laporan kematian pertama demam akibat virus tersebut.
Brasil sendiri mencatat lebih dari 7.200 kasus demam virus Oropouche di tahun 2024 ini
Brasil telah mengonfirmasi dua kematian akibat demam Oropouche. “Kedua kematian tersebut juga merupakan kasus pertama yang tercatat dalam literatur ilmiah dunia,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan setempat, melansir kantor berita Agencia Brasil, Senin 29 Juli 2024.
Korban adalah dua wanita berusia di bawah 30 tahun yang tinggal di negara bagian Bahia dan tidak memiliki penyakit penyerta. Gejala mereka mirip dengan demam berdarah yang parah.
Demam Oropouche tersebabkan oleh virus dan tertularkan terutama oleh nyamuk Culicoides paraenses, yang secara lokal masyarakat kenal sebagai maruim. Gejala demam tersebut mirip dengan demam berdarah dan Chikungunya.
Pihak berwenang masih menyelidiki apakah kematian lain di negara bagian Santa Catarina, di Brasil Selatan, terkait dengan penyakit tersebut.
Mereka juga memeriksa apakah empat kasus keguguran dan dua kasus mikrosefali pada bayi terkait dengan demam Oropouche di Pernambuco, Bahia, dan Acre.
Tahun ini, lebih dari 7.200 kasus penyakit tersebut telah tercatat di 20 negara bagian. Sebagian besar di Amazonas dan Rondônia, negara bagian di Amazon Brasil.
Sejak 2023, tes diagnostik telah tersedia di fasilitas perawatan kesehatan umum di seluruh negeri. Hasilnya, kasus juga teridentifikasi di seluruh Brasil.
Demam karena Virus Oropouche
Orthobunyavirus oropoucheense, virus yang menyebabkan demam Oropouche, pertama kali terisolasi di Brasil pada 1960. Sejak saat itu, kasus dan wabah yang terisolasi telah terlaporkan, terutama di wilayah Amazon.
Laporan juga ada di negara-negara Amerika Tengah dan Selatan lainnya. Seperti Panama, Argentina, Bolivia, Ekuador, Peru, dan Venezuela.
Tidak ada pengobatan khusus yang tersedia. Upaya untuk mencegah nyamuk menyebarkan penyakit harus mencakup menghindari area yang terdapat nyamuk. Lalu mengenakan pakaian panjang dan obat nyamuk, menjaga kebersihan lahan, serta menggunakan kasa pintu dan jendela. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"