KONTEKS.CO.ID – Roket Hizbullah jatuh meledak di lapangan olahraga di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan yang Israel duduki. Akibatnya 12 anak tewas akibat ledakan.
Israel buru-buru menyalahkan gerakan Syiah Lebanon, Hizbullah, sebagai pelakunya. Sementara kelompok itu membantah tuduhan tersebut.
Koresponden perang veteran, Elijah Magnier, mengatakan kepada Sputnik bahwa sedikitnya informasi yang tersedia tentang ledakan di Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 anak Muslim Druze Arab bertentangan dengan cerita resmi yang Pemerintah Israel sampai.
“Pertama, (Israel) menolak penyelidikan Barat, sekutu Israel. Jadi mereka tidak ingin siapa pun menyelidiki jenis roket dan/atau puing-puingnya,” jelas Magnier.
“Dan rincian teknis ledakan itu sangat jelas. Roket Falaq yang ditembakkan Hizbullah adalah bahan peledak seberat 50 kilogram. Sekarang, hulu ledak dengan jumlah bahan peledak seperti itu tidak meninggalkan kerusakan seperti yang ditinggalkan oleh ledakan yang terjadi di Dataran Tinggi Golan. (Itu akan] jauh lebih besar,” beber Magnier, yang 35 tahun berpengalaman meliput konflik di Iran, Lebanon, Suriah, Irak, Libya, Sudan, Afghanistan, dan Yugoslavia.
Ia mengatakan, bukti yang Israel berikan tidak meyakinkan. “Kami belum melihat gambar apa pun… dari sistem pemandu, atau komponen apa pun yang (kami) perlukan untuk memahami jenis roket (atau rudal) yang meledak di tempat ini,” katanya.
“Mereka menunjukkan kepada kami dua bagian dengan nomor seri yang cocok dengan Falaq, tetapi tidak pada lokasi ledakan yang sama. Keduanya sama sekali berbeda pada papan putih. Jadi, kami tidak tahu dari mana bagian-bagian ini diambil,” tambahnya.
“Biasanya, ketika tim forensik berada di lokasi, (mereka) mengambil ratusan foto dengan setiap bagian sebelum menyentuh apa pun. Kami belum melihat semua itu, tetapi kami telah melihat serbuan tuduhan terhadap Hizbullah,” sesal Magnier.
Gambar-Gambar Akibat Roket Hizbullah
Gambar yang warga sipil ambil di lokasi menunjukkan kawah kecil di tepi lapangan sepak bola, di samping pagar yang sebagian hancur.
“Diameter kawah (dari roket Falaq Hezbollah) bisa (berkisar) antara empat hingga enam meter dan kedalamannya bisa… antara 1,5 hingga 3 meter. Ini sama sekali tidak terjadi pada ledakan yang pernah kita lihat,” jelasnya.
“Kami telah melihat dalam ledakan ini hanya sebagian kecil pagar (yang) rusak dan bagian pagar lainnya masih utuh. Jadi, bahkan pecahan ledakannya pun berbeda. Pecahannya pun berbeda,” katanya lagi.
Pada hari Minggu, Israel mengebom 12 permukiman di Lebanon setelah mengatakan Hezbollah telah melewati “garis merah” dalam serangan tersebut.
Hezbollah dengan keras membantah terlibat. Magnier menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki alasan untuk menyerang Muslim Druze di Dataran Tinggi Golan. Wilayah yang terduduki secara ilegal oleh Israel, tetapi masih menampung populasi Muslim yang besar.
“Hizbullah memiliki ribuan sasaran sipil (dapat mereka serang) yang dekat dengan perbatasan Lebanon. Dan benar-benar dapat menghancurkan desa atau kota mana pun yang Israel duduki tanpa perlu pergi ke desa lain yang terduduki oleh Muslim Druze yang memiliki (pengaruh) di Suriah dan Lebanon dan ingin menyatakan dukungan mereka kepada Palestina,” tutur Magnier.
Rudal Israel yang Rusak
Hizbullah belum menyerang sasaran sipil sejak mulai menembaki Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina di Gaza. Magnier berpendapat bahwa rudal pertahanan udara Israel yang rusak lebih mungkin menjadi penyebab ledakan Dataran Tinggi Golan.
“Saya dapat mengatakan bahwa ada rudal yang tidak berfungsi dan ada roket yang tidak berfungsi yang dapat jatuh di mana saja dan insiden ini sangat sering terjadi. Khususnya dengan rudal intersepsi Israel, di mana mereka mengatakan bahwa hanya 60 hingga 65% yang mencapai target dan yang lainnya meleset,” katanya.
“Kemungkinan besar… rudal intersepsi Israel jenis Tamir… membawa sekitar 10 hingga 15 kilogram bahan peledak dan dampaknya sangat mirip dengan apa yang telah kita lihat di gambar yang ada di lapangan oleh penduduk Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan,” pungkasnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"