KONTEKS.CO.ID – Inggris rusuh. Para perusuh menyerang hotel-hotel yang tergunakan untuk menampung para pencari suaka di tengah kekacauan terburuk di Inggris selama bertahun-tahun.
Para perusuh membakar dan membobol hotel-hotel tersebut pada hari Minggu 4 Agustus 2024.
Kekerasan tersebut terpicu oleh penusukan tiga gadis muda di Southport, Inggris barat laut, awal pekan ini. Kelompok sayap kanan telah memanfaatkan dan menyebarkan gelombang disinformasi.
Termasuk klaim palsu bahwa penyerang adalah seorang imigran, untuk memobilisasi protes anti-Muslim dan anti-imigran. Padahal polisi mengatakan tersangka lahir di Inggris.
Rekaman CNN menunjukkan para pengunjuk rasa pada hari Minggu merusak dan membakar dua Holiday Inn di Inggris utara. Satu di Tamworth, yang sebelumnya telah mendapat kritik oleh seorang politisi lokal karena menampung para pencari suaka, dan satu lagi di Rotherham.
Di Tamworth, para pengunjuk rasa melemparkan proyektil, memecahkan jendela, dan memulai kebakaran, melukai seorang petugas polisi, menurut pihak berwenang setempat.
Sementara itu di Rotherham, para pengunjuk rasa melemparkan papan kayu, menggunakan alat pemadam kebakaran untuk melawan petugas. “Mereka membakar benda-benda di dekat hotel, dan memecahkan jendela untuk masuk ke dalam gedung,” ujarnya.
Hotel Rotherham pada saat itu penuh dengan penghuni dan staf yang ketakutan, menurut pernyataan Asisten Kepala Polisi Lindsey Butterfield.
PM Keir Starmer Kutuk Inggris Rusuh
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengutuk protes keras akhir pekan itu, yang menyebabkan sedikitnya 147 orang tertangkap sejak Sabtu malam. “Mereka yang terlibat dalam kekerasan akan menghadapi hukuman hukum yang berat,” katanya memperingatkan.
“Orang-orang di negara ini memiliki hak untuk merasa aman, namun, kita telah melihat komunitas Muslim menjadi sasaran. Serangan terhadap masjid, komunitas minoritas lain menjadi sasaran, penghormatan Nazi di jalan, serangan terhadap polisi, kekerasan yang tidak terkendali di samping retorika rasis. Jadi tidak, saya tidak akan malu menyebutnya apa adanya ‘Premanisme sayap kanan’,” kata Starmer dari Downing Street pada hari Minggu, waktu setempat.
Beralih ke adegan kekerasan di Rotherham, Starmer menggambarkan “geng perampok yang berniat melanggar hukum”. Ia menekankan perusuh yang kejam tidak “mewakili negara kita”.
Menteri kepolisian Inggris mengatakan bahwa akan ada pendekatan “tangkap mereka dengan cepat” terhadap perusuh sayap kanan yang telah menyebabkan kerusuhan, tetapi menambahkan tidak perlu melibatkan tentara.
Dalam komentarnya kepada BBC, Dame Diana Johnson menekankan bahwa rencananya adalah untuk melakukan penangkapan dan dakwaan cepat. Ini demi menyingkirkan perusuh dari jalan secepat mungkin dan bertindak sebagai pencegah untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut.
Kerusuhan Terburuk di Inggris
Kerusuhan yang tersertai kekerasan tersebut adalah yang terburuk yang terlihat sejak kerusuhan tahun 2011 dan memberikan tantangan besar bagi Pemerintahan Partau Buruh, Keir Starmer, hanya beberapa minggu setelah mereka berkuasa.
Ada diskusi untuk melibatkan tentara guna membantu polisi, tetapi saat ini tidak perlu melibatkan tentara. “Polisi telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa mereka memiliki semua sumber daya yang mereka butuhkan saat ini. Ada bantuan timbal balik, seperti yang baru saja saya jelaskan, dan mereka memiliki kewenangan yang mereka butuhkan,” paparnya.
Pada hari Minggu, Kementerian Dalam Negeri Inggris mengumumkan masjid-masjid di Inggris mendapatkan tawaran perlindungan yang lebih besar dengan keamanan darurat baru mengingat adanya serangan baru-baru ini.
“Berdasarkan pengaturan baru tersebut, polisi, pemerintah daerah, dan masjid dapat meminta keamanan cepat untuk terkerahkan, melindungi masyarakat, dan memungkinkan kembalinya ibadah secepat mungkin,” kata Kementerian Dalam Negeri.
“Tidak seorang pun boleh membuat alasan apa pun atas tindakan memalukan para perusuh, penjahat, dan kelompok ekstremis yang telah menyerang petugas polisi. Menjarah toko-toko lokal, atau menyerang orang berdasarkan warna kulit mereka,” kata Menteri Dalam Negeri Inggris, Yvette Cooper, merespons Inggris rusuh. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"