KONTEKS.CO.ID – Yahya Sinwar telah mendapat kepercayaan sebagai pemimpin baru gerakan perlawanan Palestina terhadap Israel, Hamas.
Penunjukkan Yahya Sinwar sebagai Pimpinan Politik Hamas menyusul pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli 2024 lalu.
Pembunuhan Haniyeh terpandang oleh banyak pihak sebagai upaya Pemerintah Israel menggagalkan upaya perundingan gencatan senjata. Upaya yang melibatkan Haniyeh sebagai tokoh kunci.
Kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, pada hari Selasa menunjuk Yahya Sinwar sebagai kepala Politik yang baru, Anadolu Agency melaporkan, Rabu 7 Agustus 2024.
Sinwar akan menggantikan Dr Ismail Haniyeh, yang terbunuh di Teheran setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran pada 31 Juli, kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya.
Hamas dan Iran menuduh Israel membunuh Haniyeh, tetapi Tel Aviv belum membantah atau mengonfirmasi tanggung jawabnya.
Sinwar adalah pemimpin Hamas yang paling Israel cari, dengan Tel Aviv menuduhnya mendalangi serangan 7 Oktober. Aksi yang mendorong Israel untuk melancarkan kampanye militer yang menghancurkan di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 39.600 orang sejak 7 Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sepuluh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel tertuduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terbarunya memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah. Ini adalah tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum IDF serang pada 6 Mei. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"