KONTEKS.CO.ID – Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi umat Katolik dunia, telah menunjuk 21 kardinal baru, termasuk Uskup Bogor.
Pengangkatan 21 kardinal baru ini secara signifikan meningkatkan ukuran Dewan Kardinal dan memperluas jejaknya pada kelompok uskup yang suatu hari nanti akan memilih penggantinya.
Di antaea 21 kardinal baru ini, termasuk seorang pria yang akan menjadi kardinal tertua yakni Monsignor Angelo Acerbi. Ia merupakan seorang diplomat Vatikan pensiunan berusia 99 tahun yang pernah gerilyawan kiri sandera selama enam pekan di Kolombia.
Sedangkan yang termuda yakni Uskup Mykola Bychok, Kepala Gereja Katolik Yunani Ukraina berusia 44 tahun di Melbourne, Australia, yang tertunjuk sebagai penghormatan terhadap perang di Ukraina.
Para kardinal baru akan menerima topi merah mereka pada sebuah upacara, yang publik kenal sebagai konsistori, pada 8 Desember, hari raya yang secara resmi memulai musim Natal di Roma.
Ini akan menjadi konsistori ke-10 Paus untuk menunjuk pangeran baru gereja dan entri terbesar kardinal usia pemilih ke dalam dewan dalam 11 tahun kepausannya.
Mengutip laman The Guardian, Senin 7 Oktober 2024, Acerbi adalah satu-satunya dari penerimaan baru yang berusia di atas 80 tahun. Karenanya ia terlalu tua untuk memilih paus baru.
Biasanya Dewan memiliki batas 120 kardinal usia pemilih, tetapi paus sering kali melampaui batas sementara karena kardinal yang ada sudah tidak lagi muda.
Kapan Pelantikan Uskup Bogor?
Pada 28 September, ada 122 kardinal-elektor, itu berarti penambahan baru akan membuat jumlahnya menjadi 142. Di antara mereka yang ditunjuk oleh Fransiskus, yang pada tahun 2013 menjadi paus Amerika Latin pertama, adalah kepala beberapa keuskupan besar dan keuskupan agung di Amerika Selatan.
Mereka adalah Vicente Bokalic Iglic, Uskup Agung Santiago del Estero di Argentina; Jaime Spengler, Uskup Agung Porto Alegre di Brasil; Fernando Natalio Chomalí Garib, Uskup Agung Santiago, Chili. Lalu Luis Gerardo Cabrera Herrera, Uskup Agung Guayaquil di Ekuador; dan Carlos Gustavo Castillo Mattasoglio, Uskup Agung Lima, Peru.
Sebaliknya, hanya satu kardinal baru dari Amerika Utara yang ditunjuk yakni Uskup Agung Toronto, Francis Leo.
Fransiskus menunjuk Dominique Joseph Mathieu, Uskup Agung Teheran, Iran; dan Paskalis Bruno Syukur, Uskup Bogor, Indonesia. Mereka adalah anggota ordo religius Fransiskan dan merupakan dua dari empat kardinal Fransiskan baru.
Selain Bruno Syukur, Asia akan memiliki dua kardinal lagi, yaitu Tarcisio Isao Kikuchi, Uskup Agung Tokyo. Dan Pablo Virgilio Siongco David, Uskup Caloocan di Filipina.
Afrika akan memiliki dua kardinal baru yaitu Ignace Bessi Dogbo, Uskup Agung Abidjan di Pantai Gading, dan Jean-Paul Vesco, Uskup Agung Aljazair.
“Fransiskus kembali memperluas jangkauan Dewan Kardinal,” kata Prof Christopher Bellitto, seorang sejarahwan gereja di Universitas Kean di Union, New Jersey. “Seperti para pendahulunya, tetapi lebih dari itu, ia memastikan bahwa para pemimpin Katolik dari pinggiran gereja memiliki suara di meja besar.”
Bahkan sebelum pengumuman hari Minggu, Fransiskus telah menunjuk sebagian besar kardinal yang memenuhi syarat untuk memilih. Mereka suatu hari nanti akan memberikan suara dalam sebuah konklaf.
Statistik Usia Kardinal
Menurut statistik Vatikan, 92 kardinal di bawah usia 80 tahun sebelumnya telah ditunjuk oleh Fransiskus, dibandingkan dengan 24 yang ditunjuk oleh Paus Benediktus XVI dan enam oleh Santo Yohanes Paulus II.
Pada hari Minggu, mereka juga menambahkan dua pejabat Vatikan dengan posisi yang biasanya tidak memiliki pangkat kardinal. Yakni, pejabat yang bertanggung jawab atas bagian migrasi kantor pengembangan Vatikan, Pendeta Fabio Baggio. Serta pejabat yang mengatur perjalanan luar negeri Paus, Pendeta George Jacob Koovakad.
Sebagai pengakuan atas sinode yang membahas masa depan gereja di Vatikan bulan ini, Fransiskus juga menunjuk Pendeta Timothy Radcliffe, seorang teolog Inggris yang merupakan salah satu penasihat spiritual untuk pertemuan tersebut.
Bellitto mengatakan, tidak masuk akal untuk menganggap pengangkatan para kardinal baru sebagai upaya Fransiskus untuk menumpuk kartu.
“Setiap pengawas sekolah, presiden, dan perdana menteri memilih orang-orang yang sesuai dengan citra mereka. Ini untuk membantu visi mereka,” katanya dalam email.
Penunjukan Bychok menjadikan Ukraina satu-satunya kardinalnya, yang mengirimkan pesan politik yang halus saat perang Rusia terus berlanjut. Duta Besar Ukraina untuk Takhta Suci, Andrii Yurash, memuji pencalonan tersebut.
Meskipun Fransiskus memilih kepala gereja Katolik Yunani Ukraina di Australia daripada kepala yang bermarkas di Kiev, Sviatoslav Shevchuk. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"