KONTEKS.CO.ID – Sebuah drone Hizbullah telah menghantam rumah liburan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di utara Negara Zionis.
Al Jazeera telah mengonfirmasi bahwa serangan itu memicu sirene serangan udara di seluruh Israel, termasuk kota utama Tel Aviv.
Juru Bicara Netanyahu mengatakan, satu dari tiga drone yang meluncur dari Libanon menghantam kediaman Netanyahu di Kota Caesarea pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024. Namun orang yang Hibullah incar sedang tak ada di sekitar lokasi.
Dua drone lainnya berhasil IDF cegat, kata militer Israel. Mereka mengklaim, pejuang mengirim lebih dari 100 roket ke Israel. Serangan itu menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya 13 lainnya.
Hizbullah yang berpihak pada Iran telah saling serang dengan Israel sejak Oktober tahun lalu.
Otoritas Israel menyebut serangan terhadap rumah Netanyahu sebagai “upaya pembunuhan”.
“Tentu saja, tidak ada cara untuk memverifikasi atau memastikan bahwa ini adalah upaya pembunuhan. Tetapi begitulah pandangan serius lembaga keamanan Israel terhadap insiden ini,” kata reporter Al Jazeera.
“Fakta bahwa sebuah pesawat nirawak dapat lolos tanpa terdeteksi sejauh 70 km dari perbatasan Libanon, tidak ada sirene yang berbunyi, dan pesawat itu mengenai sasaran yang mereka tuju. Hal itu telah menimbulkan banyak kekhawatiran di Israel dan lembaga keamanan Israel,” simpulnya.
Al Jazeera melaporkan, serangkaian besar roket dari Libanon pejuang gunakan sebagai umpan untuk melancarkan serangan pesawat nirawak ke rumah Netanyahu. Sirene diaktifkan di seluruh Israel utara, termasuk Kota Galilea dan Haifa, katanya.
Haifa adalah kota terbesar di Israel utara dan terpandang sebagai kota pelabuhan strategis. Kota ini terhuni oleh 300.000 orang dan sebagai markas besar Angkatan Laut Israel.
“Sirene berbunyi tepat setelah kami mendapat konfirmasi bahwa serangan pesawat nirawak benar-benar berhasil menargetkan. Serta menyerang rumah perdana menteri Israel di Kaisarea,” katanya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"