KONTEKS.CO.ID – Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah bertemu dengan anggota parlemen Rabu 23 November 2022 dalam pencarian berkelanjutan sosok perdana menteri yang punya dukungan mayoritas setelah pemilihan umum yang hasilnya menggantung ditengah ancaman kebangkitan kelompok Islam yang memicu kecemasan di negara multiras ini.
Pakatan Harapan pimpinan oposisi Anwar Ibrahim, atau Aliansi Harapan, menduduki puncak pemilihan hari Sabtu lalu dengan 82 kursi parlemen, tetapi gagal mencapai 112 yang dibutuhkan untuk mayoritas. Perikatan Nasional atau Aliansi Nasional pimpinan Perdana Menteri Muhyiddin memenangkan 73 kursi. Parlemen gantung memperbaharui krisis kepemimpinan di Malaysia yang memiliki tiga perdana menteri sejak 2018. Demikian dilaporkan AP.
Pemenang terbesar adalah Partai Islam Pan-Malaysia, sekutu garis keras di blok Muhyiddin, dengan 49 kursi—lebih dari dua kali lipat dari yang dimenangkannya pada tahun 2018. Dikenal sebagai PAS, partai ini mendukung hukum Syariah, mengatur tiga negara bagian, dan sekarang menjadi partai tunggal terbesar.
Saat kontes untuk posisi puncak berlarut-larut, polisi memperketat keamanan karena postingan di media sosial memperingatkan masalah rasial jika blok multietnis Anwar menang. Muslim Melayu membentuk dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia, yang mencakup minoritas etnis Tionghoa dan India yang besar.
Kepala polisi nasional Acryl Sani Abdullah Sani mengatakan pada hari Rabu bahwa keamanan telah diperketat di lokasi-lokasi strategis nasional untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat. Polisi sebelumnya telah memperingatkan tindakan tegas terhadap pengguna media sosial yang mengipasi sentimen ras dan agama. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"