KONTEKS.CO.ID – Sebagai negara pemilik nuklir, Rusia menganggap serius tanggung jawabnya untuk menjaga stabilitas dan keamanan serta mencegah konflik. Demikian dikatakan Duta besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov kepada majalah Newsweek, seperti dilansir TASS.
Antonov dimintai pendapatnya terkait pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang konflik nuklir.
Dalam pidatonya pada hari Rabu di pertemuan dengan anggota Dewan Pengembangan Masyarakat Sipil dan Hak Asasi Manusia, Putin mengatakan bahwa bahaya perang nuklir semakin meningkat.
“Kenapa harus menyangkal? Bahaya ini nyata. Namun Rusia tidak akan mengayunkan senjata (nuklir – TASS) ini kemana mana. Nuklir kami hanya sebagai pertahanan.”
Utusan Rusia untuk AS ini mengatakan, wanti-wanti Rusia ini oleh AS dijadikan bahan mengkritik, tanpa mendengarkan substansi argumen.
“Apa yang tidak masuk akal dari kata-kata presiden? Dia mengingatkan kita pada fakta yang tidak dapat diubah, bahwa Rusia akan membela diri dan melindungi sekutunya dengan segala cara yang tersedia, jika perlu. Apakah posisi AS berbeda? tidak mengerahkan — seperti yang dilakukan AS — senjata nuklir kami di wilayah negara-negara senjata non-nuklir,” kata Antonov.
Sebelumnya, Putin mengatakan Rusia amat menyadari bahaya senjata nuklir, mengingat negaranya merupakan pemilik hulu ledak nuklir terbanyak.
Ia mengakui AS memiliki senjata nuklir yang lebih maju dan modern daripada negara nuklir lainnya.
Putin menekankan bahwa Federasi Rusia tidak menyimpan senjata nuklirnya di negara lain, seperti yang dilakukan Amerika Serikat.
Rusia memandang senjata nuklir sebagai sarana pertahanan, sebagai peluang untuk serangan balasan. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"