KONTEKS.CO.ID – Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui terlambat mengantisipasi persiapan permusuhan Ukraina pasca perjanjian Minsk 2. Hal ini memberi Ukraina waktu untuk konsolidasi kekuatan.
Hal tersebut diungkapkan Putin saat jumpa pers ditengah-tengah pertemuan dewan ekonomi Eurasia Tertinggi di Bishkek, Kirgistan, Jumat 9 Desember 2022.
“Rupanya, kami terlambat, jujur saja. Mungkin kami harus memulai semua ini lebih awal,” kata Putin. Ia mengatakan tujuan Perjanjian Minsk 2 adalah untuk mempersenjatai Ukraina dan mempersiapkannya untuk permusuhan.
Menurutnya hal ini mengkonfirmasi bahwa Rusia membuat keputusan yang tepat untuk meluncurkan operasi khusus di Ukraina, kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam konferensi pers pada Jumat 9 Desember. Demikian dilaporkan TASS sebagaimana dilansir English Pravda.
Sebelumnya, Pada 7 Desember, Merkel mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Die Zeit bahwa Perjanjian Minsk disepakati untuk memberi Ukraina waktu yang berharga dan kesempatan untuk menjadi lebih kuat. Menurut mantan kanselir itu, jelas bagi semua pihak bahwa konflik bersenjata di timur Ukraina belum terselesaikan.
“Perjanjian Minsk 2014 adalah upaya untuk memberikan waktu kepada Ukraina. Itu juga menggunakan waktu ini untuk menjadi lebih kuat seperti yang bisa dilihat hari ini. Ukraina 2014-2015 bukanlah Ukraina modern,” kata politisi itu. Merkel adalah kanselir Jerman ketika kudeta negara tahun 2014 terjadi di Ukraina dan perjanjian Minsk untuk menyelesaikan konflik Donbass diakhiri dengan partisipasinya.
Pada 22 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa setelah pengakuan DPR dan LPR, perjanjian Minsk tidak ada lagi, namun ini bukan kesalahan Rusia. Menurutnya, perjanjian tersebut dibunuh oleh rezim Kiev saat ini jauh sebelum pengakuan republik Donbass. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"