KONTEKS.CO.ID –Presiden Perancis Emmanuel Macron sebelumnya menyebut NATO harus menawarkan jaminan keamanan pada Rusia jika pihak-pihak dalam konflik Ukraina yang sedang berlangsung duduk untuk pembicaraan damai.
Atas pernyataan tersebut, Paris mendapatkan serangan balik dari negara-negara eks Uni Soviet yang mengecam Macron.
Negara-negara anggota Uni Eropa ini Latvia, Lituania, Estonia, Polandia, dan Slovakia mengajukan protes resmi. Demikian dilaporkan Reuters dan RT.
Mengutip sumber-sumber diplomatik, kantor berita tersebut melaporkan bahwa Republik Ceko, yang kini memegang kursi kepresidenan Dewan Uni Eropa, telah membantu menyiapkan demarkasi, yang disampaikan ke Kementerian Luar Negeri Prancis. Namun, tidak jelas apakah Praha sendiri atau negara lain turut mendukung dokumen tersebut.
Menurut laporan tersebut, draf demarke yang didistribusikan oleh Republik Ceko ke negara-negara anggota UE pekan lalu berpendapat bahwa upaya Rusia sebelumnya sehubungan dengan arsitektur keamanan Eropa berusaha untuk memecah belah dan melemahkan Eropa.
Pada 3 Desember, Macron mengatakan kepada saluran TV TF1 Prancis, “kita perlu mempersiapkan apa yang siap kita lakukan, bagaimana kita melindungi sekutu dan negara anggota kita, dan bagaimana memberikan jaminan kepada Rusia pada hari Rusia kembali ke meja perundingan.”
Macron menambahkan bahwa salah satu “poin penting” yang harus ditangani NATO adalah kekhawatiran Rusia bahwa blok militer tersebut tepat tiba di pintunya, dan penyebaran senjata yang dapat mengancam Rusia.
Sarannya dengan cepat mendapat kecaman dari Ukraina dan negara-negara Baltik.
Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Pawel Jablonski, pada bagiannya, mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia tidak berhak untuk mengharapkan jaminan keamanan dari siapa pun.
Dia juga memperingatkan mereka yang berpikir sebaliknya bahwa mereka membuat kesalahan strategis.
Diplomat Prancis mencoba meremehkan komentar tersebut, bersikeras bahwa komentar tersebut diambil di luar konteks. Sementara itu, Macron sendiri mendesak sekutu Eropa untuk tidak menciptakan kontroversi yang tidak perlu. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"