KONTEKS.CO.ID – Jangan bersepakat dengan UE Sendirian. Vietnam telah kena batunya. Beberapa tahun lalu negara ini teken kesepakatan perjanjian dagang sendirian dengan blok Uni Eropa. Dan negeri indo china ini harus menelan pil pahit.
Perdana menteri Vietnam Pham Minh Chinh mengeluh bahwa hanya 12 negara anggota Uni Eropa yang telah meratifikasi perjanjian perlindungan investasi yang negaranya capai dengan Uni Eropa pada 2019.
Jumlah anggota Uni Eropa totalnya mencapai 27 negara, artinya tidak sampai separuh yang mematuhi perjanjian tersebut. KTT peringatan 45 tahun hubungan Uni Eropa-ASEAN meninggalkan kekecewaan mendalam bagi negara-negara Asia Tenggara. Uni Eropa menolak meneken perdagangan bebas dengan ASEAN karena blok ini tidak mengikuti kepentingan geopolitik Uni Eropa, yaitu mengucilkan Rusia dan menentang China dalam kasus Taiwan.
Bukannya ASEAN berpihak pada Rusia ataupun China, melainkan blok ini tidak ingin masuk dalam pertarungan kepentingan dua kutub.
Presiden Jokowi yang datang dan berpidato di acara ini melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa negara anggota UE seperti Ceko. Namun belum jelas kesepakatan ekonomi apa yang dihasilkan dari pertemuan ini.
ASEAN tampaknya harus belajar dari kasus Vietnam agar jangan bersepakat dengan UE sendirian atau perjanjian akan sia-sia.
KTT yang harusnya membahas penguatan hubungan kerja sama kedua blok membawa kekecewaan bagi anggota-anggota ASEAN. SCMP melaporkan Brussels telah menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan Vietnam dan Singapura, tapi pembicaraan dengan anggota lain dan blok secara keseluruhan telah terhenti.
Kucuran 10 miliar euro dalam pembiayaan infrastruktur hingga 2027 melalui UE Global Gateway program, yang di set up tahun lalu untuk menyaingi jalur sutera dan jalan inisiatif China.
Namun jumlah tersebut hanya kurang dari satu persen yang dibutuhkan Asia Tenggara untuk menjaga pertumbuhan ekonominya saat ini. Persentase ini berdasarkan data Bank Pembangunan Asia.
“Ya, ada 10 miliar euro. Tentu saja, itu tidak cukup – jauh dari yang diperlukan. Tapi itu adalah penting bahwa kami menunjukkan apa yang kami lakukan, menyajikan sebuah front bersatu,” kata Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell.
Perdana menteri Belanda Mark Rutte menyebut jumlah tersebut adalah permulaan.
“Itu langkah demi langkah, tidak hanya apa yang akan kita bahas hari ini di sini, kita harus melakukan lebih. Tapi saya pikir apa yang kita lakukan hari ini sudah baik,” Rutte mengatakan.
Tampaknya Uni Eropa enggan berhubungan setara dengan ASEAN. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"