KONTEKS.CO.ID – Sumbang 1 persen PDB negara untuk Ukraina, bahkan lebih, hanya dilakukan oleh satu negara di dunia.
Negara yang sumbang 1 persen PDB ini cukup mengejutkan, mengingat berdasarkan angka bantuan Amerika Serikat ke Ukraina hanya berada di urutan ke sembilan (0,23 persen dari PDB) dalam peringkat donor paling dermawan yang disusun oleh Statista berdasarkan persentase PDB .
Negara yang sumbang 1 persen PDB ini bahkan lebih, adalah Estonia.
Portal statistik Statista telah menyusun peringkat donor paling dermawan ke Ukraina berdasarkan peringkat PDB suatu negara.
Setelah membuat tabulasi angka, Statista menemukan bahwa AS, dengan segala kemurahan hatinya, sebenarnya berada di peringkat kesembilan dalam bantuan ke Ukraina bila diukur sebagai persentase dari PDB. Pada akhir November, AS memberikan 0,23 persen dari PDB.
Posisi kedua yang sumbang 1 persen PDB kurang ditempati negara Baltik lainnya, seperti Latvia dengan persentase 0,93 persen.
Polandia memegang urutan ke tiga sebesar 0,5 persen dari PDB nya.
Dilansir dari Sputnik, urutan selanjutnya diikuti oleh Lithuania (0,46 persen), Norwegia (0,34 persen), Inggris (0,26 persen), Ceko (0,24 persen), Kanada dan Amerika Serikat (masing-masing 0,23 persen).
Dalam hal PDB, Estonia mendukung Ukraina lima kali lebih banyak daripada Slovakia (0,21 persen) dan sepuluh kali lebih banyak daripada Finlandia (0,11 persen).
Bantuan lebih besar dari anggaran militer negara NATO
Berbicara baru-baru ini di hadapan Dewan Keamanan, perwakilan Rusia untuk PBB Vassili Nebenzia memberitahukan bahwa bantuan militer dari Amerika Serikat ke Ukraina telah mencapai jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Menurut data dari Pusat Kebijakan Internasional AS, antara Februari dan awal Oktober saja, Washington sendiri memberikan bantuan militer kepada Kyiv senilai $40 miliar,” kata Nebenzia.
“Jika kita menambahkan miliaran dolar yang dijanjikan atau telah dikeluarkan oleh Uni Eropa dan Inggris, jelas bahwa jumlah yang melebihi anggaran militer sebagian besar negara NATO yang telah dihabiskan dalam waktu kurang dari setahun,” tutupnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"