KONTEKS.CO.ID – Pesawat bomber nuklir Rusia Tu-160M yang dapat mengangkut misil nuklir telah selesai uji penerbangannya. United Aircraft Corporation of Russia, anak bumn Rostec telah mengumumkan pesawat kedua ini telah terbang untuk pertama kalinya setelah peningkatan.
Pesawat bomber nuklir Rusia Tu-160M ini dilaporkan melakukan manuver yang memungkinkan pengujian pengendalian dan stabilitas di udara. Pilot juga memverifikasi kualitas peralatan radio-elektronik onboard dan mendemonstrasikan bagaimana sistem dan mesin pesawat beroperasi.
Pada bulan Januari tahun ini, bomber nuklir Rusia Tu-160M baru melakukan penerbangan pertamanya. Pesawat lepas landas dari lapangan terbang Kazan Aviation Enterprise, sebuah divisi Perusahaan Tupolev.
Pada saat itu, pembom strategis yang baru dibangun menyelesaikan penerbangan 30 menit di ketinggian 600 meter. Kantor pers kemudian memberi tahu bahwa tim pilot penguji Perusahaan Tupolev melakukan manuver yang memungkinkan mereka mengamati kemantapan dan kendali penerbangan pesawat.
Bomber Nuklir Rusia Tu-160M adalah varian upgrade dari pembom Tu-160. Ini adalah tulang punggung pesawat jarak jauh Angkatan Udara Rusia, bersama dengan pembom Tu-95MS. VKS telah menggunakan pembom ini dalam konflik yang sedang berlangsung untuk menyerang sasaran jauh di dalam Ukraina.
Tu-160 mulai beroperasi di Uni Soviet pada akhir 1980-an dan tetap berproduksi hingga 1995.
Untuk meningkatkan kemampuan pengebom strategis VKS pada saat meningkatnya ketegangan dengan Barat dan untuk menebus penundaan program pengebom PAK-DA, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pembuatan Tu-160M pada tahun 2015.
Kebetulan, Tu-160M melakukan penerbangan pertamanya beberapa minggu setelah Pangkalan Udara Engels Rusia di wilayah Saratov dan Pangkalan Angkatan Udara Dyagilevo di Ryazan diduga diserang oleh drone Ukraina. Pangkalan Udara ini, terletak jauh di dalam wilayah Rusia, menampung pembom strategis Tu-95 dan Tu-160. (ET/TASS/Sput) ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"