KONTEKS.CO.ID – Kanselir Jerman Olaf Scholz menggelar jumpa pers Rabu 15 September 2022 bersama Perdana Menteri Georgia Irakli Garibashvili. Konferensi media tersebut harusnya fokus membahas kunjungan Garibashvili ke Jerman, namun awak media lebih tertarik soal hasil pembicaraan melalui telepon antara Scholz dengan Vladimir Putin.
Dalam kesempatan tersebut, kanselir Jerman mengatakan kepada Garibashvili, bahwa negara Kaukasia itu masih harus mengambil “langkah-langkah reformasi yang tepat” untuk menjadi calon anggota Uni Eropa. Agar tidak mengecilkan hati negara miskin ini, Scholz mencoba meyakinkan bahwa Berlin akan memberikan “setiap dukungan untuk mengambil tindakan hukum dan politik yang sesuai” yang diperlukan untuk reformasi semacam itu.
Uni Eropa menilai iklim politik Georgia masih belum sesuai standar benua biru. Pada Oktober 2020 terjadi krisis politik di Georgia. Saat itu Presiden Dewan Eropa Charles Michel secara pribadi turun tangan untuk menengahi kesepakatan dan membawa semua pihak kembali ke majelis legislatif. Kesepakatan itu juga mengusulkan serangkaian reformasi pemilu dan peradilan. Namun salah satu kekuatan politik Georgian Dream kemudian menarik tanda tangannya, saat kalah pengaruh dengan rival politiknya.
Daftar reformasi yang diusulkan Uni Eropa ke Georgia lebih panjang daripada yang diberikan ke Ukraina dan Moldova, yang diharapkan untuk menerapkan serangkaian langkah-langkah kunci pada akhir tahun ini.
Beberapa hari setelah pengumuman penolakan dari Brussel, diperkirakan 60.000 demonstran turun ke jalan di ibu kota Georgia, Tbilisi, untuk menyuarakan kekecewaan mereka dan menuntut keanggotaan UE. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"