KONTEKS.CO.ID – Proposal perdamaian Rusia tentang demiliterisasi, netralitas militer dan pengakuan wilayah yang dicaplok Rusia harus diterima Ukraina dengan cara damai atau Angkatan Darat yang akan menangani. Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam sebuah wawancara dengan TASS.
“Musuh sangat menyadari proposal perdamaian Rusia tentang demiliterisasi dan denazifikasi wilayah yang dikuasai rezim [Kiev], penghapusan ancaman terhadap keamanan Rusia yang datang dari sana dan itu termasuk wilayah baru kami [Wilayah DPR, LPR, Kherson dan Zaporozhye] ,” kata Lavrov.
“Ada sedikit yang harus dilakukan, seperti menerima proposal perdamaian Rusia dengan cara yang bersahabat. Jika tidak, Angkatan Darat Rusia akan menangani masalah ini,” kata Lavrov.
“Mengenai kemungkinan berlanjutnya konflik, maka bola ada di pihak rezim [Kiev] dan Washington, yang berdiri di belakangnya. Mereka dapat mengakhiri perlawanan yang tidak masuk akal ini kapan saja,” katanya menambahkan.
Sejauh ini Kiev menolak melepaskan klaim seperlima wilayahnya yang telah dicaplok Rusia dan menuntut Rusia untuk mundur.
Empat wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia telah mengadakan referendum dan telah memutuskan bergabung dengan beruang merah. Negara-negara NATO dan Uni Eropa tidak mengakui referendum ini.
Pada tanggal 30 September, Presiden Rusia Vladimir Putin dan para ketua DPR, LPR, dan Wilayah Zaporozhye dan Kherson menandatangani perjanjian tentang aksesi mereka ke Rusia.
Belakangan, Duma Negara dan Dewan Federasi (majelis rendah dan tinggi parlemen Rusia) menyetujui undang-undang untuk meratifikasi perjanjian ini, serta undang-undang konstitusional federal tentang aksesi empat wilayah ke Rusia. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"