KONTEKS.CO.ID – Pemerintah Ceko telah memutuskan berlakukan batas atas tarif listrik dan gas untuk penduduk, UKM/UMKM dan sejumlah institusi. Hal tersebut diumumkan Perdana Menteri Petr Fiala.
“Tarif listrik (termasuk PPN) akan ditetapkan maksimal 6 koruna (1 koruna Ceko = Rp614 atau 0,25 dolar AS) per kilowatt/jam, dan untuk gas (termasuk PPN) akan ditetapkan maksimal 3 koruna (0,125 dolar AS) per kilowatt/jam. Tarif murah ini akan berlaku mulai 1 November. Tarif ini ditujukan untuk penduduk, pengusaha individu, serta sejumlah lembaga, seperti sekolah,” kata perdana menteri, mengutip Radio Praha International.
Menteri Keuangan Zbynek Stanjura mencatat bahwa dia ingin membatasi harga listrik untuk perusahaan menjadi sekitar lima crown (0,20 euro) per kilowatt-jam. “Harga yang ingin kita tetapkan berarti kita akan menutupi biaya produsen, serta beberapa keuntungan yang wajar, kita tidak akan memaksa produsen energi menderita kerugian,” tegasnya. Menurut dia, pembatasan tersebut akan ditetapkan paling lama dua tahun.
Kebijakan itu menyedot sekitar 130 miliar koruna (atau sekitar Rp 80 Triliun) dari anggaran negara. Biaya ini dapat ditutup oleh pendapatan dari sejumlah perusahaan milik negara, pajak profit tambahan tidak terduga yang baru diusulkan dan pendapatan dari tunjangan emisi.
Stanjura menambahkan bahwa kenaikan pajak komoditas yang baru dibahas pada hari Senin dapat menutup hingga 70 miliar koruna pada tahun depan. Namun, penerapan pajak ini harus memperhitungkan pajak serupa yang dibahas di tingkat Uni Eropa, yang diperkirakan akan dipresentasikan oleh Komisi Eropa pada pekan ini.
Inflasi di Republik Ceko akhirnya melambat setelah 13 bulan pada Agustus, ke tingkat 17,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut angka yang dirilis oleh Kantor Statistik Ceko pada Senin. Kendati demikian, angka tersebut masih jauh di atas batas toleransi Czech National Bank. Harga listrik naik 34,6 persen, dan gas melonjak 61,4 persen
Pada 3 September 2022, sekitar 70.000 orang menggelar unjuk rasa di Wenceslas Square di Praha untuk memprotes kenaikan harga energi dan menyerukan mitigasi dampak krisis energi.
Sebelumnya, Politico menulis bahwa politisi Eropa mengkhawatirkan nasib negara mereka dengan latar belakang krisis energi. Saat ini Eropa sedang berjuang dengan rekor inflasi, terutama karena harga energi yang melonjak tajam setelah dimulainya operasi khusus Rusia di Ukraina. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"