KONTEKS.CO.ID – Ketika Mossad atau Shin Bet, badan intelijen asing dan nasional Israel, tidak ingin meninggalkan jejak di lapangan, mereka beralih ke NSO, sebuah perusahaan pembuat alat sadap Pegasus.Â
NSO beberapa kali menghadapi tuntutan karena dianggap menjual alat sadap Pegasus tidak hanya pada pemerintahan dunia, tapi juga ke perusahaan-perusahaan. NSO dituduh juga menjual ke pemerintahan yang dimana alat tersebut digunakan memata-matai lawan politik, diplomat, dan jurnalis di beberapa bagian dunia.
Dua agensi intelijen Israel ini memiliki alat penyadapan komunikasi yang lebih kuat dan rahasia, namun tidak secanggih alat spionase canggih yang ditangani oleh Unit 8200, unit cyber elit Israel. Pasukan Pertahanan dan tempat perlindungan intelijen militer.
Pada tahun 2010, tiga insinyur yang sebelumnya bekerja untuk Unit 8200 (Niv Carmi, Shalev Hulio dan Omri Lavie, dimana NSO merupakan inisial dari nama mereka) merancang virus Trojan yang menjadi alat sadap Pegasus.Â
Perusahaan kemudian membangun emporium untuk melayani kepentingan Israel, tetapi kekuatan NSO sekarang tampaknya menurun karena serangkaian dugaan pelanggaran seputar penggunaan alat sadap Pegasus.
Dilansir dari Elpais, Israel menarik 40 persen investasi swasta dunia dalam keamanan siber, namun sektor ini beroperasi dengan sangat sedikit pengawasan parlemen atau yudisial. 700 perusahaan keamanan siber yang beroperasi di Israel menerima 8,8 miliar USD (8,35 miliar Euro) dana asing tahun lalu. Hal tersebut diungkapkan Direktorat Nasional Teknologi Siber.Â
Jumlah ini tiga kali lebih banyak dari tahun 2020. Dan 80 persen pendiri perusahaan ini adalah insinyur muda dari Unit 8200 yang terkenal. (bersambung) ***Â
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"