KONTEKS.CO.ID – Penangkapan putra gembong narkotik Sinaloa yang berakhir dengan aksi penembakan antara militer dan geng narkotika ini telah menewaskan 19 anggota geng dan 10 personil militer.
Atas penangkapan putra gembong narkotik Sinaloa Ovidio Guzman, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan tidak ada rencana segera untuk mengekstradisi Ovidio ke Amerika Serikat.
Ayah dari Ovidio, yaitu Joaquin “El Chapo” Guzman saat ini berada di penjara keamanan maksimum setelah diekstradisi pada 2017 dan dinyatakan bersalah di pengadilan New York.
“Bukti-bukti (kasus) harus dalam persidangan dan hakim di Meksiko yang memutuskan,” kata presiden.
“Ini adalah sebuah proses… Ini bukan hanya permintaan. Dan tidak ada pasukan AS yang membantu penangkapan Ovidio,” kata presiden seperti dilansir Reuters, Senin 9 Januari.
Dalam keterangan persnya, Jumat 6 Januari, Menteri Pertahanan Luis Cresencio Sandoval mengungkapkan 19 tersangka anggota geng dan 10 personel militer tewas dalam gelombang kekerasan seputar penangkapan bos kartel narkoba Meksiko Ovidio Guzman di negara bagian Sinaloa di utara.
Pasukan keamanan Meksiko menangkap Guzman, putra gembong Joaquin “El Chapo” Guzman yang berusia 32 tahun, pada Kamis dini hari 5 Januari, yang memicu kerusuhan dan baku tembak selama berjam-jam dengan anggota geng, kata menteri pertahanan.
“Guzman dibawa dengan helikopter dari rumah tempat dia ditangkap dan diterbangkan ke Mexico City, sebelum dibawa ke penjara federal dengan keamanan maksimum,” tambah Sandoval.
Penangkapan tersebut mendorong Kartel Sinaloa yang kuat – pernah dipimpin oleh El Chapo sendiri – untuk mengamuk , membakar kendaraan, memblokir jalan, dan melawan pasukan keamanan di dalam dan sekitar Culiacan, ibu kota Sinaloa.
Dua puluh satu orang lainnya ditangkap selama operasi Kamis lalu, Sandoval mengatakan pada konferensi pers, menambahkan tidak ada laporan tentang kematian warga sipil.
Kehadiran keamanan yang ditingkatkan sekarang akan tetap ada di Sinaloa, di pantai Pasifik Meksiko, untuk melindungi masyarakat, dengan 1.000 personel militer tambahan melakukan perjalanan ke wilayah tersebut, kata Sandoval.
Saat terjadi baku tembak dekat bandara, para penumpang pesawat Aeromexico di bandara Culiacan tiarap di bawah kursi mereka saat tembakan terdengar di sekitar landasan pada hari kejadian penangkapan.
“Saat kami mempercepat lepas landas, kami mendengar suara tembakan sangat dekat dengan pesawat, dan saat itulah kami semua menjatuhkan diri ke lantai,” kata penumpang David Tellez. Aeromexico mengatakan salah satu pesawatnya terkena tembakan di Culiacan tetapi tidak ada yang terluka. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"