KONTEKS.CO.ID – Produsen senjata utama yang terlibat dalam pasokan militer ke Ukraina menghasilkan $124 miliar tahun lalu. Hal ini membuat harga saham pabrik senjata meroket.
Korporasi militer dan pertahanan terbesar negara-negara anggota NATO mengalami peningkatan nilai pasar sebesar 21,5% pada tahun 2022 di tengah operasi militer di Ukraina dan persenjataan kembali di Eropa Barat, hal ini membuat harga saham pabrik senjata meroket, mengutip data Defense News dan Tradingview analytics, seperti dilaporkan RT.
Kapitalisasi pasar gabungan perusahaan meningkat dari $579 miliar pada Desember 2021 menjadi $703 miliar pada Desember 2022.
Peringkat tersebut mencakup 25 perusahaan dengan kapitalisasi lebih dari $1 miliar yang diperdagangkan di pasar saham dan memiliki produk militer yang mendominasi pendapatan mereka, dan juga secara aktif terlibat dalam pasokan senjata ke Ukraina.
Laporan tersebut menyebutkan pabrikan senjata Jerman Rheinmetall sebagai pemenang teratas selama 12 bulan terakhir, dengan lonjakan harga saham sebesar 122 persen.
Produsen drone dan rudal Prancis, Thales, nilai pasarnya naik 54 persen. Kontraktor pertahanan Amerika Northrop Grumman naik 44 persen, sementara saham pembuat peluncur roket HIMARS Lockheed Martin naik 42 persen.
Laporan tersebut termasuk BAE Systems (+40 persen), Kongsberg Gruppen (+37 persen), General Dynamics (+24 persen), dan Raytheon Technologies (+19 persen).
Laporan itu menunjukkan bahwa nilai raksasa militer NATO melonjak sementara sektor korporasi Barat secara keseluruhan merosot 16 persen tahun lalu, menurut indeks S&P 1200, ini menunjukkan bahwa produsen senjata kemungkinan besar adalah penerima manfaat utama dari krisis politik di Eropa. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"