KONTEKS.CO.ID – Senjata pemusnah bumi, yaitu nuklir tidak pernah berkurang drastis pasca AS pertama kali menggunakannya untuk mengebom Hiroshima dan Nagasaki dengan senjata nuklir generasi pertama, Atom. Dalam perang di Ukraina, peluang penggunaan senjata nuklir justru terbuka lebar. Lalu, berapa jumlah senjata nuklir milik NATO serta penempatannya?
Dialih bahasakan dari Sputnik, artikel ini akan memberikan jawaban terkait senjata nuklir milik NATO dan peluang konflik nuklir dengan Rusia.
Mengapa doktrin berbagi nuklir NATO mencuat kembali?
Konsep tersebut mencuat kembali belakangan ketika Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto mengumumkan bahwa negaranya tidak akan menempatkan senjata nuklir milik NATO di wilayahnya bahkan setelah bergabung dengan aliansi.
Pernyataan ini didahului oleh Stockholm dan Helsinki yang memperjelas pada November 2022 bahwa mereka tidak mengecualikan pengerahan nuklir AS di wilayah mereka, jika, tentu saja, Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO.
“Kita tidak boleh [membuat] prasyarat apa pun. Ini bukan sesuatu yang sedang kita diskusikan secara aktif sekarang. Kami menunggu untuk menjadi anggota dan kemudian hal-hal semacam ini dapat didiskusikan,” kata Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin kepada wartawan saat itu.
“Kami akan bergandengan tangan, juga dalam pengertian ini, dengan Finlandia. Dan tentu saja, kami mengakui fakta bahwa kami merangkul semua kemampuan NATO, seperti NATO saat ini. Tapi saya pikir Swedia dan Finlandia harus menggambar dengan tepat. kesimpulan yang sama,” kata Kristersson.
Respon Rusia atas bergabungnya Swedia dan Finlandia ke NATO
Pernyataan tersebut muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan awal tahun lalu bahwa Moskow tidak memiliki masalah dengan Finlandia dan Swedia. Kemungkinan perluasan NATO dengan mengorbankan netralitas kedua negara ini tidak menimbulkan ancaman langsung ke Rusia. Namun orang terkuat di Rusia ini memperingatkan bahwa Moskow akan menanggapi dengan cara yang sama terhadap perluasan NATO.
“Perluasan infrastruktur militer ke wilayah ini [Finlandia dan Swedia] pasti akan menimbulkan tanggapan kami, yang akan didasarkan pada ancaman yang akan diajukan terhadap kami. Sebenarnya, masalahnya dibuat dari awal, dan kami akan bereaksi sesuai dengan ini,” tegas Putin.
Kapan NATO bisa menggunakan senjata nuklir?
Kemungkinan kapan senjata nuklir milik NATO akan digunakan disebutkan oleh Sekjen aliansi Jens Stoltenberg pada Oktober 2022, ketika dia memilih topik tersebut sehubungan dengan perang Rusia yang berlangsung di Ukraina.
“Situasi di mana NATO mungkin harus menggunakan senjata nuklir sangat jauh,” bantahnya sembari menuduh Rusia mengeluarkan retorika “sembrono” terkait dengan apa yang dia klaim sebagai dorongan Moskow untuk menggunakan senjata nuklir melawan Ukraina.
“Mereka juga tahu bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh dilakukan,” tambah Stoltenberg.
“Rusia telah berulang kali menggarisbawahi bahwa Moskow tidak mengancam siapapun dengan senjata nuklir,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Sputnik pada November lalu. Ia menambahkan tujuan pernyataan agresif negara-negara Barat adalah untuk membuat komunitas global percaya bahwa Moskow konon bersiap untuk meluncurkan senjata nuklir taktis untuk menyerang Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin, pada bagiannya, memperingatkan bahwa ancaman perang nuklir sedang berkembang dan bahwa Moskow tidak ingin “mengacungkan” nuklirnya ke seluruh dunia. (Tamat) ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"