KONTEKS.CO.ID – Aksi pembakaran Al Quran yang dilakukan politisi Swedia Rasmus Paludan menuai protes dari banyak pihak. Aksi tersebut turut meningkatkan ketegangan Turki dan Swedia yang saat ini tengah berselisih. Indonesia pun protes pembakaran Alquran tersebut.
Politisi sayap kanan Rasmus Paludan melakukan aksi pembakaran Alquran bukan hanya sekali ini. Pada 15 April 2022, Paludan membakar kitab suci umat islam ini di Rinkeby dan Orebro, Swedia dengan alasan kebebasan berpendapat, alasan yang membuat Indonesia protes pembakaran Alquran.
Yang dilakukan politisi Stram Kurs atau garis keras ini mendatangkan protes dari berbagai negara. Swedia pun turut dikecam karena dianggap tidak melindungi kebebasan beragama.
Indonesia mengecam pembakaran tersebut. Dalam akun twitternya kementerian luar negeri mengatakan aksi penistaan kitab suci ini telah melukai dan menodai toleransi umat beragama serta kebebasan ekspresi harus dilakukan secara bertanggung jawab.
1. Indonesia mengutuk keras aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an oleh Rasmus Paludan, politisi Swedia, di Stockholm (21/1).
— MoFA Indonesia (@Kemlu_RI) January 22, 2023
KBRI di Stockholm menyampaikan imbauan agar WNI yang berada di Swedia tidak ikut terprovokasi oleh aksi pembakaran Al Quran. Dilansir Strategi.id, hal ini disampaikan agar tidak ada tindakan yang merugikan dan berpotensi melanggar hukum serta peraturan di Swedia.
Aksi pembakaran Alquran ini dilakukan oleh Rasmus Paludan di depan kedutaan Turki yang berlokasi di Stockholm. Ia mengatakan bahwa ingin adanya kebebasan berbicara yang mana sebelumnya sempat ada digantungnya patung dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"