KONTEKS.CO.ID – Banjir di Pakistan yang disebabkan curah hujan tinggi sejak Juni lalu secara terus menerus telah menyebabkan kematian hingga 1000 warga. Badan Meteorologi Pakistan mencatat, curah hujan selama kurun waktu tiga bulan mencapai 140mm, namun diakhir Agustus meningkat hingga 176,9 mm.
Intensitas curah hujan ini meroket 100 persen dari curah normal pada umumnya. Pada musim ini intensitas penurunan hujan menembus angka 354,3mm.
Menanggapi bencana tersebut, berbagai negara mengirimkan bantuan. Pemerintah Inggris mengucurkan dana rehabilitasi senilai 1,5 juta poundsterling untuk wilayah yang terdampak paling parah. Saat banjir tahun 2020 melanda Pakistan, Inggris mengumumkan paket bantuan 800 ribu poundsterling melalui Konsorsium Bencana Nasional (NDC) diwilayah pedesaan Sindh di mana banyak yang kehilangan rumah. Perusahaan perusahaan swasta Cina menyumbangkan 15 juta Rupee Pakistan (Rs) atau sekitar 1 miliar Rupiah ke Bulan Sabit Merah Pakistan.
Duta Besar Cina untuk Pakistan Nong Rong mengatakan negaranya mengirimkan gelombang pertama bantaun sebesar 25 ribu tenda dan bantuan lainnya. Palang Merah Cina juga memberikan bantuan tunai sebesar 300 ribu USD kepada Lembaga Bulan Sabit Merah Pakistan.
Nasib WNI di Pakistan
Kementerian Luar Negeri melalui koordinasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Islamabad, Konsul Jenderal RI (KJRI) Karachi dan otoritas Pakistan mengatakan tidak ada korban jiwa warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di Pakistan.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha memaparkan sejauh ini WNI yang berada di Pakistan berjumlah 1.267 jiwa. Mayoritas tinggal di Islamabad, Karachi, Rawalpindi, Sialkot, Gujrat, dan Peshwar.
Belum ada keterangan resmi dari kementerian Luar Negeri Indonesia terkait kabar pemberian bantuan untuk Pakistan. (*)
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"