KONTEKS.CO.ID – Setiap hari di Malaysia 28 remaja hamil di luar nikah. Simak data dan fakta terbarunya di dalam artikel berikut ini.
Setiap hari di Malaysia 28 remaja hamil di luar nikah. Negara bagian mana saja yang jumlah kehamilan di luar nikah tertinggi?
Lima negara bagian teratas di Malaysia dengan jumlah kehamilan remaja di luar nikah tertinggi dari 2017 hingga 2020 adalah Sarawak (4.869), Johor (1.883), Selangor (1.768), Sabah (1.501), dan Perak (1.151).
Sebanyak 41.083 kehamilan remaja dicatat oleh Kementerian Kesehatan Malaysia (MOH) antara tahun 2017 dan 2022, di mana 35 persen atau 14.561 kasus terjadi di luar nikah.
Menteri Pembangunan Perempuan, Keluarga dan Masyarakat Malaysia, Rina Harun, dalam tanggapan tertulis di DPR pada 22 Desember 2022, mengatakan jumlah remaja hamil yang memilih untuk mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan pemerintah rata-rata mencapai 10 ribu setiap tahun, seperti dilaporkan BH Online.
Rina mengatakan ini setara dengan 830 kasus kehamilan remaja setiap bulannya, di mana 35 persen di antaranya belum menikah. Ini berjumlah sekitar 28 kehamilan remaja di luar nikah dalam sehari.
Dia menanggapi pertanyaan Senator Paul Igai yang menanyakan statistik jumlah kehamilan remaja menurut negara bagian dari tahun 2017, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi situasi tersebut.
Menurut data kehamilan remaja oleh departemen kesehatan negara tahun 2017 hingga 2020, lima besar negara bagian dengan jumlah kehamilan remaja di luar nikah tertinggi adalah Sarawak dengan 4.869 kasus, Johor (1.883), Selangor (1.768), Sabah. (1.501), dan Perak (1.151).
Rina mengatakan, pihaknya melalui Lembaga Pengembangan Kependudukan dan Keluarga Nasional (LPPKN) berkomitmen untuk melaksanakan berbagai program intervensi dan preventif kesehatan reproduksi dan seksualitas kepada remaja, keluarga, dan masyarakat untuk mengatasi masalah kehamilan di bawah umur.
Termasuk di dalamnya adalah perumusan kebijakan dan rencana aksi pendidikan kesehatan, reproduksi, dan sosial (PEKERTI) yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran semua pihak, termasuk perempuan, keluarga, dan anak tentang hal tersebut.
Dalam rencana aksi tersebut, kesehatan reproduksi akan diajarkan baik secara formal di sekolah maupun secara informal di luar sekolah untuk meningkatkan pemahaman umum tentang masalah kesehatan reproduksi, kata Rina.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"